Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutrisno, Penjual Mi Lidi Berdasi, yang Sukses Curi Perhatian Pembeli

Kompas.com - 21/06/2019, 07:03 WIB
Ari Himawan Sarono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PEKALONGAN, KOMPAS.com — Setiap pagi, Sutrisno (23), warga Perumahan Tanjung, Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, disibukkan dengan menggoreng mi lidi.

Ditemui Kompas.com di rumahnya, bersama ibu dan adiknya, ia sedang menyiapkan barang dagangan yang akan dijajakan pada sore hari.

Dengan rapi, mi lidi dibungkus satu per satu ke dalam plastik. Ada yang seharga Rp 1.000 dan ada yang Rp 2.000 per plastik.

Setelah menggoreng dan menyiapkan mi lidi yang dibungkus satu per satu dari pukul 10.00-13.00 WIB, saatnya Sutrisno mandi dan bersiap untuk menjajakan barang dagangan.

Baca juga: Polisi Tiba-tiba Bersihkan Pasar, Para Pedagang Heran

Pemuda yang mempunyai tinggi badan 175 sentimeter dan berkulit putih itu memasukkan satu per satu barang dagangan kedalam boks yang ada di belakang sepeda motor.

Ia tidak lupa menyiapkan bumbu mi lidi yang menjadi pilihan pembeli.

Yang menarik, ketika Reno, panggilan akrabnya, akan berkeliling menjual barang dagangan, ia memakai kemeja putih, berdasi merah, dan sepatu pantofel layaknya orang kantoran.

Berpenampilan perlente tersebut sudah ia lakoni selama empat bulan dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.

"Biasanya mangkal di sekitaran Alun-alun Pekalongan. Hari Minggu di Lapangan Mataram Kota," kata Reno, Kamis (20/6/2019).

Memakai pakaian bak orang kantoran menurut Reno bukan tanpa sebab. Dulu sewaktu masih bekerja di pabrik, ia juga berjualan mi lidi keliling.

Namun, suatu saat dirinya lupa tidak melepas pakaian kantornya saat berjualan keliling mi lidi.

"Saat itu, lupa mencopot seragam yang rapi pas jualan mi lidi. Malah banyak yang membeli barang dagangannya karena melihat rapi dan bersih. Banyak juga yang membeli turun dari mobil karena mungkin penampilan saya menarik perhatian," ujar dia.

Awal bisa berjualan mi lidi keliling karena hobinya membeli makanan ringan tersebut. Muncul ide ia berjualan dan keluar dari perusahaan tempat ia bekerka karena hasilnya yang lumayan untuk menghidupi keluarga.

"Saya tulang punggung keluarga, ibu menjahit, dan dua adik saya sekolah. Sementara bapak sakit sehingga membuat saya harus bekerja keras," ujar Reno.

Dengan berjualan ini, dirinya bisa memperoleh Rp 150.000-Rp 200.000 per hari. Saat berada di Alun-alun Kota Pekalongan, Reno terlihat tidak canggung melayani pembeli yang kebanyakan penasaran.

Baca juga: Cerita Pedagang Pasar Beringharjo Saat Jokowi Sekeluarga Belanja Pakaian

Bahkan, sejumlah pembeli sengaja memfoto Reno ketika sedang berjualan mi lidi.

Salah seorang warga Pekalongan, Udin (37), mengaku kaget karena awalnya Reno tidak menjual mi lidi.

Ia mencari penjual mi lidi dan bertanya kepada Reno yang memang bergaya rapi dan necis.

"Kirain bukan dia (Reno) yang berjualan, tapi strategi marketing-nya bagus juga sih," kata Udin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com