Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Sultan: Jika Pemda dan Masyarakat Tak Kreatif, Seperti Raksasa yang Tidur Lelap...

Kompas.com - 20/06/2019, 13:50 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DIY Sri Sultan HB X menilai uji coba semipedestarian di Kawasan Malioboro akan memunculkan ruang kreatif baru.

Dia berharap wilayah lain meniru pengembangan ruang kreativitas tersebut dengan mengembangkan wilayahnya. Dia juga berharap setelah adanya bandara internasional YIA diharapkan wisatawan berkunjung ke DIY. 

Hal itu disampaikan Sri Sultan dalam sambutan acara Silaturahmi dan Syawalan Gubernur DIY tahun 1440 H/ 2019 M di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari Gunungkidul, Kamis (20/6/2019).

"Sebagai contoh dibukanya ruang publik semi pedestrian Malioboro sebagai kawasan uji coba semipedestrian setiap Selasa Wage, maka muncullah aktivitas masyarakat yang menampilkan daya atraktif dan memberi nilai tambah Malioboro sebagai destinasi wisata budaya," katanya.

Baca juga: 5 Fakta Polemik Proyek Jalan Tol di Yogyakarta, Alasan Sri Sultan Menolak hingga Jalur ke YIA Selain Lewat Tol

Selain itu secara tak terduga nanti akan memunculkan ruang kreativitas baru yang tak terprediksikan sebelumnya.

"Makanya jika pemerintah dan masyarakat kurang kreatif, Gunungkidul pun akan seperti raksasa yang tertidur lelap yang tak mendapat apa apa," ucapnya.

Raja Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat ini berharap pembangunan Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) atau Bandar Udara Internasional Yogyakarta (BIY), dimanfaatkan oleh Gunungkidul yang memiliki wisata Geopark dan pantainya.

"Agar wisatawan tak hanya tertarik ke Borobudur, yang harus kita bangun adalah regional image. Melihat Borobudur dari Yogya, bukan sebaliknya melihat Yogya dari Borobudur," ucapnya.

Baca juga: Sri Sultan: Kalau Masyarakat Tidak Dapat Apa-apa, Buat Apa Dibangun Tol?

Dampak sosial ekonomi

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, pariwisata sebagai substansi utama dalam visi pembangunan telah menunjukan prospek yang semakin bagus dan memberi dampak sosial ekonomi yang nyata.

Yakni mampu meningkatkan perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, kuliner, homestay, kerajinan, akomodasi, jasa wisata, dan lainnya.

"Sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta menurunkan angka kemiskinan. Pada 2018 sebesar 17,12 persen dan saat ini telah turun 1,53 poin menjadi sekitar 16 persen," katanya. 

Pihaknya optimistis ke depan mampu mewujudkan Gunungkidul menjadi daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya. Menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera. 

Baca juga: Susuri Malioboro, Sri Sultan Pungut Sampah yang Dibuang Sembarangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com