Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cicip Miras Sophia, Gubernur NTT: Baunya Enak dan Yakin Rasanya Juga Enak

Kompas.com - 20/06/2019, 08:53 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Rachmawati

Tim Redaksi

Sophia ini lanjut Viktor, menjadi awal yang baik untuk membangkitkan ekonomi masyarakat yang selama ini memproduksi minuman keras lokal yang dikenal dengan Sopi.

Menurutnya, masyarakat tetap bekerja memproduksi minuman Sopi seperti biasa, karena akan menjadi pemasok utama bahan baku untuk diproduksi Sophia melalui pabrik.

"Kan ini pasokannya dari mereka (masyarakat) lalu kita ambil untuk diteliti di Undana dan menghasilkan Sophia," katanya.

Viktor pun berharap, ke depannya Sophia bisa terus eksis dan pengusaha yang akan tentukan harganya.

Rektor Undana Kupang Fredrik L Benu, mengatakan pihaknya mengeluarkan dua jenis Shopia yakni berwarna merah dan putih.

"Kalau Sophia warna merah itu kadarnya 20 persen, sedangkan yang warna putih itu kadarnya 40 persen," ungkap Benu.

Baca juga: Keberhasilan Sake Jadi Motivasi Gubernur NTT Ciptakan Miras Sophia

Menurut Benu, pihak universitas mempunyai tanggung jawab morel terhadap pembangunan kemasyarakatan.

"Kami sebagai badan layanan umum mempunyai kontrak kinerja yang harus kami penuhi, dan tahun ini saya wajib menghasilkan produk inovatif yang siap dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk tujuan komersil," kata Benu.

Benu mengatakan, kontrak kinerja itu dia tanda tangani bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di atas materai.

 "Inilah yang saya penuhi kontrak kinerja saya dengan pak menteri dan bekerja sama dengan pihak swasta untuk produk komersial hasil penelitian laboratorium kami, dengan difasilitasi oleh pemerintah provinsi. Produk ini yakni Sophia," kata Benu.

Baca juga: Produksi Miras Sophia, Anggota DPRD Sebut Pemprov NTT Abaikan Dampak Negatif

Benu mengatakan, pihaknya hanya bertugas untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Namun soal bisnis dan pemasaran prudk, menjadi tanggung jawab pihak swasta sesuai dengan hasil MOU sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com