"Pompa mesin menggunakan daya yang rendah sebesar 85 watt untuk menghemat konsumsi listrik," katanya.
Fakhrudin Hary Santoso menambahkan, Banoo yang dikembangkan sejak tahun 2018 lalu ini dapat digunakan untuk budidaya ikan nila dan lele dengan ukuran kolam 3x4 meter dan kedalaman 80 cm-1 meter.
Alat akan bekerja saat kadar oksigen dalam air mengalami perubahan. Sensor IoT mendeteksi fluktuasi kadar oksigen terlarut dalam air. Apabila kadar oksigen menurun akan mengirim sinyal untuk menghidupkan microbubble generator.
Baca juga: Hari Lahir Pancasila, UGM: Kita Indonesia, Kita Pancasila!
Setting sensor akan mengaktifkan microbubble generator diambang batas 8.0 ppm.
"Jadi misal kadar oksigen terlarut dalam kolam 5.0 ppm maka akan mengirim sinyal ke microbubbule generator untuk menyala dan jika sudah melampaui 8.0 maka alat akan mati secara otomatis," ungkapnya.
Sampai saat ini tim masih terus melakukan pengembangan. Kedepan akan dilakukan beberapa penambahan fungsi salah satunya untuk deteksi tingkat keasaman air (pH).
Banoo imbuhnya mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkedaulatan pangan.
"Harapannya dengan Banoo petani ikan dapat secara mandiri memperoleh sumber pangan dan mata pencaharian yang berkelanjutan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.