Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Biasanya, Kasus DBD Kini Meningkat di Musim Kemarau

Kompas.com - 19/06/2019, 13:34 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) memasuki Juni 2019.

Hal ini cukup mengagetkan karena memasuki bulan kemarau biasanya kasus gigitan nyamuk Aedes Aegypti akan menurun.

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Priyanta Madya Satmaka menyampaikan, data sampai bulan Mei 2019 tercatat 308 kasus DBD, dengan satu penderita meninggal dunia.

Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yakni 124 kasus.

Dia menjelaskan, selain terjadi perubahan pola kasus gigitan nyamuk Aedes Aegytpi, sebaran wilayah endemik DBD juga mengalami perubahan.

Baca juga: Musim Pancaroba, Warga Diminta Waspadai DBD dan Diare

Puncak akumulasi kasus pada Februari 2019 ada di Kecamatan Karangmojo. Kemudian Maret Kecamatan Ponjong, kemudian April dan Mei di Kecamatan Wonosari. Di Kecamatan Wonosari tertinggi yakni dengan 70 kasus DBD.

"Kasus DBD tahun ini tidak biasa, karena pada saat musim kemarau justru mengalami peningkatan kasus. Ketika musim kemarau kasus DBD selalu turun, beda dengan tahun ini," kata Priyanta Madya Satmaka saat dihubungi melalui sambungan telepon Rabu (19/6/2019).

Upaya pencegahan

Munculnya kasus DBD saat musim kemarau, diduga lantaran masih adanya genangan air di sekitar pekarangan warga.

Untuk itu pihaknya mendorong agar masyarakat melakukan pola hidup sehat, salah satunya mengubur benda yang bisa menampung air. Harapannya jentik nyamuk tidak berkembang.

Selain itu disarankan menanam tanaman pengusir nyamuk seperti, tanaman lavender, dan serai-seraian karena tidak disukai nyamuk mulai digencarkan.

Baca juga: Terjangkit Demam Berdarah, Ibu Hamil 14 Minggu di Bali Meninggal

Priyanta mengatakan, pihaknya juga menerjunkan juru pemantau jentik setiap rumah satu orang terus dilakukan.

Pihaknya berharap dengan upaya tersebut bisa menekan angka kasus DBD.

Hal ini untuk mengantisipasi di 2016 sebenarnya masuk kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah kasus dalam waktu berbeda meningkat 2 kali lebih. Sementara pada tahun 2015 jumlah kasus 446 sedangkan 2016 mencapai 1154 kasus.

"Jika sudah melebihi ambang batas maka akan dilakukan fogging," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati menambahkan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berperan aktif untuk melakukan pencegahan DBD.

Dengan pola hidup sehat diharapkan tidak hanya penyakit DBD tetapi penyakit yang lainnya.

Baca juga: Ada 92 Kasus Demam Berdarah di Gresik, 2 Meninggal Dunia 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com