Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Ganesha dan Struktur Candi dari Kerajaan Kediri Ditemukan di Pekarangan Rumah Warga

Kompas.com - 18/06/2019, 18:35 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Ditemukan dua benda purbakala, yakni sebuah patung Ganesha dan struktur candi yang cukup luas di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Dua benda purbakala ditemukan di dua lokasi berbed dengan jarak sekitar 11 kilometer.

Penemuan pertama berupa patung Ganesha ditemukan di Dusun Kwagean, Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri pada Sabtu (15/6/2019).

Patung yang terbuat dari batu andesit dengan tinggi 33 cm, lebar 19 cm, serta tebal 13 m itu terpendam sedalam 1,40 sentimeter di dalam tanah.

Penemuannya oleh para pekerja yang sedang menggali tanah untuk keperluan septic tank di pekarangan rumah milik Nur Syamsu, warga setempat.

"Dari penemuan itu, lalu kami laporkan kepada perangkat desa," ujar Nur Syamsu kepada wartawan, Senin (17/6/2019).

Baca juga: Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang Direncanakan Jadi Museum Terbuka

Sedangkan benda purbakala ke dua, ditemukan sehari setelahnya, yaitu Minggu (16/6/2019). Temuan itu berupa struktur candi di Dusun Bumirejo, Desa Krecek, Kecamatan Badas.

Struktur ini berupa tatanan batu bata kuno berbentuk persegi dengan ukuran mencapai 12x12 meter. Dimensi bebatuannya juga cukup besar jika dibanding dengan batu bata era Majapahit.

Penemuan struktur ini oleh sekelompok pegiat sejarah dan budaya yang bernama Damar Panuluh Nusantara, yang sedang merekonstruksi cerita warga lokal atas sebuah gundukan tanah yang dianggap angker.

Dari sedikit penggalian gundukan tanah yang berada di tengah sawah lahan milik Dwi Peni (42), warga setempat itulah komunitas itu menemukan tatanan batu bata kuno.

"Lalu kita laporkan kepada dinas terkait agar ditindaklanjuti," ujar Rianto, Ketua Damar Panuluh Nusantara, Selasa (18/6/2019).

Baca juga: Hindari Temuan Situs Purbakala, Tol Pandaan-Malang Digeser 17 Meter

Atas penemuan dua benda purbakala itu, Pemerintah Kabupaten Kediri mulai menindaklanjutinya dengan berkoordinasi kepada berbagai pihak yang berkenaan dengan kepurbakalaan.

Kepala Seksi Museum dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Kediri, Eko Priatno mengatakan, satu tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan sudah datang ke Kediri untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut atas temuan itu.

Dari hasil pemeriksaan itu terungkap bahwa untuk patung Ganesha, merupakan patung asli purbakala. Patung tersebut diduga dari era Kerajaan Kediri pada abad 12 Masehi.

Arkeolog meyakininya sebagai peninggalan abad 12 karena ciri khusus yang ada pada patung tersebut, yaitu adanya tengkorak dan bulan sabit pada bagian kepala patung.

"Itu mengindikasikan ciri Kerajaan Kediri," ujar Eko Priatno dari keterangan tim BPCB.

Begitu juga dengan struktur candi, hasil penelitian awal merupakan peninggalan era Kerajaan Kediri. Itu mengacu pada dimensi batu bata yang cenderung lebih besar ukurannya sebagaimana ciri Kerajaan Kediri.

Menurut Priatno, penelitian masih terus dilakukan untuk mengungkap lebih jauh informasi perihal benda purbakala itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com