Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Zonasi, Orangtua Siswa di Banten Khawatir Anaknya Gagal Masuk SMA Negeri

Kompas.com - 17/06/2019, 18:51 WIB
Acep Nazmudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua siswa di Kabupaten Lebak, Banten, khawatir anaknya gagal masuk ke SMA negeri. Kekhawatiran tersebut muncul lantaran adanya sistem zonasi di dalam proses seleksi.

Salah satu orangtua murid yang ditemui Kompas.com di SMAN 1 Rangkasbitung, Atikah, mengaku waswas lantaran lokasi rumahnya berjarak lima kilometer dari SMA negeri terdekat. Jarak tersebut, kata dia, belum terlalu aman jika mengikuti sistem zonasi.

"Informasi yang saya terima jarak aman zonasi di Rangkasbitung itu sekitar 3 kilometer, sementara rumah saya di Kolelet ke SMA negeri yang terdekat adalah 5 kilometer," katanya kepada Kompas.com, Senin (17/6/2019).

Atikah mengaku kecewa dengan adanya sistem zonasi ini. Padahal, kata dia, anaknya punya prestasi mumpuni dan berasal dari SMP negeri favorit di Rangkasbitung.

Baca juga: Marak Surat Domisili Palsu, Sistem Zonasi PPDB SMP di Magelang Tuai Protes

Namun, lantaran adanya sistem zonasi tersebut, maka nilai siswa tidak terlalu berpengaruh.

Di Rangkasbitung terdapat tiga SMA negeri. Ketiga sekolah tersebut diperebutkan setidaknya oleh ribuan calon siswa dari tiga kecamatan terdekat, antara lain Rangkasbitung, Cibadak dan Kalanganyar.

Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh Yuyun, orangtua calon siswa yang juga mendaftarkan anaknya ke SMAN 1 Rangkasbitung.

Menurut dia, dengan adanya sistem zonasi ini persaingan jadi lebih ketat, lantaran jumlah sekolah negeri di Rangkasbitung tidak sebanding dengan jumlah calon siswa.

"Buktinya saja hari pertama pendaftaran ini, ada ratusan kandidat yang tidak dapat nomor antrean karena membeludak, artinya kan banyak yang mau masuk ke sini," kata dia.

Yuyun sendiri kebagian nomor urut 134, padahal dia datang sekitar pukul 07.00 WIB dan baru dapat nomor sekitar pukul 08.00. Itu pun harus menunggu selepas istirahat siang untuk menyerahkan berkas.

Panitia PPDB SMAN 1 Rangkasbitung, Usep, mengatakan sekolahnya menyediakan kuota 216 siswa pada tahun ajaran 2019/2020. Sementara untuk jumlah pendaftar pada hari pertama saja sudah mencapai lebih dari 300 orang.

"Tapi yang bisa kita proses berkasnya hanya 140 orang, dibagi dengan dua gelombang, pagi dan siang," kata Usep.

Usep mengimbau orangtua murid tidak perlu terburu-buru mendaftarkan calon siswa pada hari pertama. Lantaran pendaftaran akan dibuka hingga 22 Juni 2019 mendatang.

Baca juga: Khofifah Akan Rombak Aturan Zonasi PPDB untuk SMA dan SMK Negeri

Soal penerapan zonasi, dia menerangkan, menjadi faktor utama penentu diterima atau tidaknya calon siswa di SMA tersebut, berdasarkan jarak rumah calon siswa dengan sekolah.

"Semakin dekat rumah dengan sekolah, maka semakin besar peluangnya diterima, tidak peduli nilainya tinggi atau kecil, jadi yang rumahnya dekat tenang saja, insya Allah diterima walaupun nilainya kecil," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com