Meskipun menghasilkan barang bernilai tinggi, Supriyo mengaku masih terbentur pemasaran. Ia mengakui belum cukup profesional dalam mengelola usaha tersebut.
“Untuk saat ini, paling baru (menerima) pesanan dari teman, atau mereka yang tahu lampu hias hasil karya saya itu dari teman. Sementara itu, ada juga pesanan dari teman-teman yang kenal di medsos (media sosial), tapi itu pun belum seberapa (banyak),” kata Supriyo.
Ia lantas menuturkan, untuk satu lampu hias yang dihasilkan, Supriyo membanderolnya dengan harga antara Rp 100.000 hingga Rp 200.000, tergantung kesulitan yang ditemui saat pengerjaan.
Untuk mengerjakan produknya, Supriyo menggunakan bor, gerindra, amplas, serta alat semprot cat.
“Ada juga mungkin dia tidak tahu seni, sempat bilang ke saya kok harganya mahal. Terus coba saya jelaskan bahwa memang pengerjaan masih hand made dan tidak bisa dilakukan secara massal. Makanya, setiap produk lampu hias yang saya hasilkan kan motifnya juga berbeda-beda, dia kemudian memahami,” ucap dia.
Baca juga: Mengenal Aplikasi Rapel, Solusi Milenial Mengelola dan Membuang Sampah
Pria yang sempat menuntut ilmu di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya jurusan teknik mesin namun tidak sampai lulus ini tidak menampik bahwa setiap hari pesanan lampu hiasnya terus meningkat.
“Sudah sampai luar Lamongan, tapi memang kebanyakan masih berada di Jawa Timur. Kayak kemarin itu, ada yang pesan warga Surabaya, Mojokerto, Gresik, tapi kebanyakan memang masih di Jawa Timur, belum sampai luar Jawa Timur,” katanya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan