Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supriyo Sulap Sampah Paralon Jadi Lampu Hias Bernilai Tinggi

Kompas.com - 17/06/2019, 16:02 WIB
Hamzah Arfah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com – Tidak perlu bahan baku mewah untuk bisa menghasilkan barang indah. Asal memiliki jiwa kreatif, dari sisa-sisa bahan bekas pun semua bisa menghasilkan barang hand made (buatan tangan) nan indah.

Seperti yang dilakukan oleh Supriyo (43), warga Desa Klagensramprat, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jawa Timur. Berawal dari melihat pipa PVC (polivinil klorida) atau yang akrab dikenal warga dengan sebutan paralon bekas tidak terpakai yang ada di rumahnya, Supriyo berhasil menciptakan lampu hias indah nan ciamik dengan guratan seni.

Cerita ini berawal dari beberapa sisa paralon bekas yang tergeletak di rumahnya empat bulan lalu. Supriyo yang sehari-hari aktif menggalakkan cagar budaya yang ada di Lamongan ini lantas memiliki pemikiran, bagaimana mengubah barang bekas tak terpakai tersebut menjadi sebuah barang yang bisa digunakan.

“Terus terang awalnya itu coba-coba saja. Lihat beberapa paralon bekas di rumah kok kayaknya sayang untuk dibuang. Makanya kemudian saya berpikir, bagaimana caranya supaya paralon ini bisa kembali digunakan dan memiliki nilai,” ujar Supriyo saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/6/2019).

Baca juga: PJ Wali Kota Makassar Bakal Sulap Toilet Anjungan Losari Jadi Instagramable

Akhirnya, Supriyo menemukan ide untuk mengubah paralon bekas tersebut menjadi berbagai lampu hias dengan berbagai bentuk dan ornamen, dengan tentunya "dibumbui" sentuhan seni. Mulai dari lampu hias untuk model gantung, lampu dinding, lampu belajar atau lampu meja, hingga lampu-lampu hias yang bisa digunakan untuk taman atau outdoor.

Tidak seperti produk serupa yang sudah biasa ditemui di pasaran, lampu hias buatan Supriyo lebih fleksibel karena motif dapat disesuaikan dengan pesanan. Motif yang ditawarkan mulai dari kaligrafi, alam, bunga, batik, custom, etnik, hingga foto wajah.

“Paling susah dan membutuhkan pengerjaan waktu lebih lama itu untuk pesanan foto wajah, sebab selain unsur seni kita yang benar-benar diuji, saya juga harus ekstra teliti dalam pengerjaan,” terangnya.

Menurut ayah dari enam anak ini, satu pengerjaan lampu hias sampai dengan finishing biasa membutuhkan lima sampai enam jam. Maka untuk lampu hias model foto wajah, Supriyo bisa membutuhkan waktu lebih lama.

“Sebab kalau yang motifnya foto wajah itu, karena gradasi cahaya yang diciptakan harus terlihat sempurna, maka pengerjaan menjadi lebih lama lagi karena kita harus teliti. Sebab kalau guratan tidak pas, tidak akan dapat motif sesuai dengan contoh di foto wajah yang diberikan. Butuh ketelitian dalam pembuatan guratan pada paralon, supaya gradasi cahaya yang tercipta bisa terlihat mirip dengan foto wajah yang dicontohkan,” ucap dia.

Terbentur pemasaran

Meskipun menghasilkan barang bernilai tinggi, Supriyo mengaku masih terbentur pemasaran. Ia mengakui belum cukup profesional dalam mengelola usaha tersebut.

“Untuk saat ini, paling baru (menerima) pesanan dari teman, atau mereka yang tahu lampu hias hasil karya saya itu dari teman. Sementara itu, ada juga pesanan dari teman-teman yang kenal di medsos (media sosial), tapi itu pun belum seberapa (banyak),” kata Supriyo.

Ia lantas menuturkan, untuk satu lampu hias yang dihasilkan, Supriyo membanderolnya dengan harga antara Rp 100.000 hingga Rp 200.000, tergantung kesulitan yang ditemui saat pengerjaan.

Untuk mengerjakan produknya, Supriyo menggunakan bor, gerindra, amplas, serta alat semprot cat.

“Ada juga mungkin dia tidak tahu seni, sempat bilang ke saya kok harganya mahal. Terus coba saya jelaskan bahwa memang pengerjaan masih hand made dan tidak bisa dilakukan secara massal. Makanya, setiap produk lampu hias yang saya hasilkan kan motifnya juga berbeda-beda, dia kemudian memahami,” ucap dia.

Baca juga: Mengenal Aplikasi Rapel, Solusi Milenial Mengelola dan Membuang Sampah

Pria yang sempat menuntut ilmu di Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya jurusan teknik mesin namun tidak sampai lulus ini tidak menampik bahwa setiap hari pesanan lampu hiasnya terus meningkat.

“Sudah sampai luar Lamongan, tapi memang kebanyakan masih berada di Jawa Timur. Kayak kemarin itu, ada yang pesan warga Surabaya, Mojokerto, Gresik, tapi kebanyakan memang masih di Jawa Timur, belum sampai luar Jawa Timur,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com