Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Aplikasi Rapel, Solusi Milenial Mengelola dan Membuang Sampah

Kompas.com - 17/06/2019, 07:00 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Sehingga, masyarakat dapat memilah sampah sesuai dengan yang ada di fitur aplikasi Rapel.

"Harganya itu selalu update setiap ada perubahan. Kami kerja sama dengan pengepul tentang harga setiap jenis sampah," ucap dia.

Di aplikasi Rapel, disediakan dua pilihan bagi masyarakat. Pertama, sebagai user atau orang yang ingin membuang sampah.

Kedua, sebagai kolektor atau orang yang mengambil sampah yang dibuang oleh user.

Yudho melanjutkan, user awalnya harus memilah sampah yang dimiliki sesuai dengan jenisnya. Setelah itu setiap jenisnya di foto dan diunggah.

Pada unggahan tersebut harus dilengkapi dengan jenis sampah, termasuk berat estimasinya.

"Diposting istilahnya sampah itu ditawarkan. Nah, kalau GPS-nya hidup nanti akan langsung muncul di mana lokasi sampah itu berada," ungkap dia.

Di sisi kolektor, lewat aplikasi Rapel ini bisa mengetahui sampah yang "ditawarkan" oleh para user. Selain itu, mengetahui jenis sampahnya, estimasi beratnya dan sekaligus harganya.

"Kolektor lalu klik booking sampah itu, datang ke lokasi dan mengecek apakah sama dengan yang diposting, lalu ditimbang lagi. Setelah itu, kolektor membeli sesuai harga yang telah ditentukan," ujar dia.

Kolektor ini bisa siapa saya termasuk tukang rosok. Diakuinya, untuk saat ini masih kekuarangan orang yang menjadi kolektor.

Sementara ini, baru ada sembilan kolektor yang di lapangan antara lain di Kasihan, Kabupaten Bantul, Depok Kabupaten Sleman dan Mlati, Kabupaten Sleman.

Harapanya, lanjut dia, minimal satu kecamatan ada satu kolektor. Sebab, jarak radius kolektor diaplikasi sejauh 5 km sampai 10 km.

"Kami masih kekuarangan, tetapi kami tidak ingin jumlah kolektor melampaui user. Saya takutnya ada yang menganggur dan rebutan, itu konflik sosialnya cukup tinggi," ujar dia.

Baca juga: Bantuan Dana Rp 1,4 Triliun Khusus untuk Atasi Sampah Citarum

Menurutnya, aplikasi ini juga menjadi peluang untuk tukang rosok. Keuntungan sebagai mitra kolektor, yakni tidak perlu berkeliling untuk mencari penjual sampah, lebih cepat mendapatkan barang dan telah terpilah, mendapatkan bonus atas kerja kolektor sesuai mekanisme, dan dihubungkan dengan pengepul sampah untuk membeli kembali sampah.

Prosedurnya mengisi formulir pendaftaran sebagai kolektor Rapel, mengisi surat perjanjian kerja sebagai kolektor Rapel, mengikuti pelatihan menggunakan aplikasi Rapel dan mengisi surat pernyataan harus mengikuti peraturan yang berlaku.

Bagi tukang rosok yang tidak memiliki smartphone dan ingin menjadi kolektor, maka akan difaslitasi. Mereka akan diberikan smartphone.

"Kami akan berikan smartphone. Tapi, nanti dari bonus yang didapat akan dipotong," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com