Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Warga di Gunungkidul Terdampak Kekeringan

Kompas.com - 16/06/2019, 18:43 WIB
Markus Yuwono,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dampak kemarau mulai dirasakan sebagian masyarakat Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, sedikitnya ada 10 kecamatan dari 18 kecamatan sudah terdampak kekeringan

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, 10 kecamatan yang terdampak kekeringan yaitu Kecamatan Girisubo, Rongkop, Purwosari, Tepus, Ngawen, Ponjong, Semin, Patuk, Semanu, dan Paliyan dengan rincian 248 dusun, 50 desa dan 21.519 kepala keluarga.

Jika dirinci, jumlah warga terdampak itu mencapai 76.514 jiwa.

Baca juga: Pemkab Magetan Sebut Kerugian Petani akibat Kekeringan Capai Rp 13 Miliar

Pihaknya akan terus melakukan pendataan sehingga data penyaluran bantuan bisa akurat.

Menurut dia, potensi bertambahnya desa maupun jiwa yang terdampak kekeringan masih sangat mungkin seiring datangnya puncak musim kemarau.

"Tanggal 1 Juni sudah droping ke Kecamatan Paliyan, Girisubo, kemudian setelah libur Lebaran kita juga droping ke Kecamatan Rongkop. Anggaran BPBD sekitar Rp 530 juta untuk 2.200 tangki air," katanya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (16/6/2019).

Untuk penyaluran air bersih tidak hanya dilaksanakan oleh BPBD karena beberapa kecamatan sudah memiliki tangki sendiri.

Baca juga: Kekeringan, Petani di Magetan Babat Padi untuk Pakan Ternak

Agar tidak tumpang tindih bantuan, sudah ada koordinasi terkait dengan pelaksanaan penyaluran bantuan air bersih dengan kecamatan. Selain itu berkoordinasi terkait lokasi yang dituju karena geografis berat.

"Akan ada pembagian wilayah dalam penyaluran sehingga tidak ada penyaluran bantuan yang sama di satu titik," ucapnya.

"Ada wilayah tertentu yang memang harus driver dan kondisi kendaraanya harus bagus. Wilayah-wilayah yang Gedangsari dari sisi lokasinya membutuhkan driver dan kendaraan yang harus lebih bagus. Itu yang kita prioritaskan," ujarnya.

Baca juga: Pria Asal Bali Ciptakan Hidropande, Pompa Air Ramah Lingkungan jadi Solusi Saat Kekeringan

Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Isnawan Febriyanto menyampaikan, pihaknya melakukan peningkatan kapasitas sejumlah sumber air menghadapi kemarau seperti di cabang Wonosari kapasitas sumber 160 liter per detik dengan tambahan 30 liter per detik.

Cabang Seropan kapasitas sumber 130 liter per detik dengan tambahan 50 liter per detik, Cabang Bribin kapasitas 65 liter per detik dengan tambahan 40 liter per detik, dan cabang Baron kapasitas 100 liter per detik dengan tambahan 20 liter per detik.

Diakuinya, meski sudah ada peningkatan kapasitas namun air belum bisa mengaliri wilayah yang geografis wilayahnya tinggi.

Baca juga: Kekeringan di Gunungkidul, Warga Manfaatkan Sisa Air Telaga

"Meski ada tambahan debit, itu hanya memaksimalkan lokasi yang posisi rendah. Untuk wilayah rendah yang biasanya misalnya 10 kubik perhari masyarakat meningkatkan pemakaian 20 kubik. Namun, untuk lokasi yang lebih tinggi tetap sulit mengakses," ucapnya.

Isnawan mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Kita terus berupaya mencari sumber air terdekat dari lokasi kekeringan, sehingga mudah dalam distribusi air bersih ke masyarakat," katanya. 

Kompas TV Area persawahan di Kecamatan Ciasem, Sukamandi dan Patokbeusi sudah 2 bulan terakhir kekeringan. Petani di 3 kecamatan itu pun tidak bisa menanam benih padi di sawah mereka menyusul masih rendahnya curah hujan serta terhentinya pasokan air dari Waduk Jatiluhur. Tidak banyak yang bisa dilakukan petani selain berharap hujan segera turun untuk mengairi sawah mereka. Sejumlah petani lain yang sempat menanam benih dengan pasokan air seadanya mendapati padi mereka tumbuh tidak maksimal. Hasil panennya hanya bisa digunakan sebagai pakan ternak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com