TRENGGALEK, KOMPAS.com – Ratusan orang pemanjat tebing akan mengikuti kegiatan Indoneia Climbing Festival (ICF) di Tebing Sepikul yang berada di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan di Trenggalek, pada etape ke tiga, pada tanggal 21-22 Juni 2019 mendatang.
Kegiatan Indoneia Climbing Festival (ICF) merupakan ajang panjat tebing nasional, dan digelar di empat lokasi di berbagai wilayah Indonesia.
Etape pertama digelar pada 8-9 Juni 2019 bertempat di Gunung Parang, Purwakarta. Etape kedua pada tanggal 14-15 Juni di Gunung Api Purba Ngelanggeran, Yogyakarta.
Baca juga: Sambut Idul Fitri, Jalan Kampung Trenggalek Dihiasi Kain Berbagai Warna hingga Gambar Tokoh Kartun
Etape ketiga di tebing gunung Sepikul Trenggalek, Sedangkan etape terakhir yakni tanggal 28-29 Juni 2019 di Tebing Songan, Bali.
Ketua Panitia ICF Wiwik Yuniangsih mengatakan, Trenggalek dipilih sebagai salah satu etape karena memiliki tebing andesit tertinggi di Jawa Timur. Keunikan ini potensial untuk dijadikan destinasi pariwisata minat khusus.
“Kami sebenarnya ingin memadukan antara kegiatan panjat tebing dengan promosi daerah, dan ke depannya berimbas ke perekonomian kreatif masyarakat. Termasuk kulturnya. Jadi bukan sekadar panjat tebing saja,” kata ketua Panitia ICW Wiwik, Minggu (16/6/2019).
Dalam kegiatan ini, panitia ICF sengaja menggandeng pemerintah daerah setempat. Dengan tujuan agar pemerintah bisa turun tangan melihat kondisi wisata panjat tebing secara langsung.
Pemerintah daerah diharapkan bisa berkontribusi untuk membantu mengembangkan pariwisata minat khusus tersebut.
Baca juga: Mudik Gesit: Beli Oleh-oleh Keripik Tempe Khas Trenggalek, di Sini Tempatnya
Panitia menargetkan, 200 peserta akan ikut dalam ICF di Trenggalek. Mereka terdiri dari para siswa dan komunitas panjat tebing.
Selain asal Trenggalek, banyak juga peserta yang datang dari daerah lain.
“Peserta dari Yogyakarta juga ada yang mau melipir ke Trenggalek. Kami berharap bakal banyak yang seperti itu. Sehingga mereka bisa merasakan manjat di satu daerah akan berbeda dengan daerah lain. Terutama keragaman budayanya,” ujar Wiwik.
Selain kegiatan panjat tebing, nantinya juga akan ada diskusi untuk menarik minat pemula. Akan dibuatkan juga jalur baru yang lebih mudah dijangkau oleh mereka yang baru tertarik dalam dunia panjat Tebing.
Kegiatan ini bakal lebih meriah, dengan dihadirkannya komunitas kopi lokal Trenggalek. Mereka bakal melakukan presentasi mulai pengenalan jenis kopi lokal higga tersaji di gelas siap diminum.
“Kami juga meminta pemerintah daerah untuk menampilkan tarian-tarian tradisional, kuliner, dan melibatkan masyarakat langsung. Sehingga peserta bisa berinteraksi ke masyarakat,” ujar Wiwik.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengajak seluruh lapisan masyarakat yang punya minat di dunia panjat tebing untuk datang dan bergabung dalam kegiatan wisata minat bakat khusus ini.
Sebagai tebing tertinggi di Jawa Timur, Sepikul diyakni bisa menghadirkan sensasi menantang bagi para peserta.
Baca juga: Gubernur Jatim Lantik Mochammad Nur Arifin Jadi Bupati Trenggalek
“Lokasinya juga dekat dengan destinasi wisata populer di Trenggalek. Jadi, siapa saja jangan lewatkan untuk datang,” terang Mochammad Nur Arifin.
Pembersihan di sekitar area Gunung Sepikul sudah dilakukan untuk persiapan kegiatan tersebut. Pemerintah daerah juga menyambut positif atas kegiatan tersebut.
Diharapkan, kelak Trenggalek bisa menjadi tuan rumah perlombaan panjat tebing tingkat nasional.
“Hingga saat ini, beberapa persiapan sudah digerakkan oleh pihak desa. Seperti kerja bakti dan pemersihan menyeluruh di lokasi tebing dan sekitarnya,” pungkas Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.