Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setya Novanto Pelesiran, Kakanwil Kemenkumham Jabar Minta Maaf

Kompas.com - 15/06/2019, 18:26 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jabar Liberti Sitinjak menyampaikan permintaan maafnya atas peristiwa kelalaian dan keteledoran pengawalan izin berobat Setya Novanto.

Seperti diketahui, Novanto kedapatan pelesiran di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat (14/6/2019) kemarin.

Berkaitan dengan hal itu, Liberti akan mendalami berita acara pemeriksaan petugas pengawal tersebut agar bisa melakukan upaya langkah ke depannya seperti apa.

"Berkaitan dengan itu, saya sebagai pimpinan di Jabar menyampaikan permintaan maaf atas kelalaian dan keteledoran ini sehingga peristiwa itu terjadi. Dengan peristiwa ini saya akan mencoba mendalami dulu berita acara pemeriksaan kepada pegawai yang harusnya bertanggung jawab itu untuk bisa melakukan langkah-langkah ke depan. Itu yang saya lakukan," ucapnya.

Baca juga: Sel Palsu hingga Pelesiran, 3 Ulah Setya Novanto Sejak Jadi Terdakwa Korupsi E-KTP

Sebelum adanya informasi pelesiran, Setya Novanto sempat dirawat di RS Santosa Bandung setelah mendapatkan izin berobat dari tempat dirinya ditahan yakni di Lapas Sukamiskin

Liberti bahkan sempat mengunjungi Novanto di rumah sakit pada tanggal 12 Juni 2019 untuk memastikan keberadaannya di rumah sakit dan menanayakan penyakit yang diderita narapidana Lapas Sukamiskin tersebut. 

Namun, Liberti tak bisa menyampaikan penyakit Novanto, pasalnya hal itu sudah menjadi kewenangan dokter untuk menjelaskan.

Meski begitu, saat di rumah sakit, Liberti juga berpesan kepada Setya Novanto untuk tidak membuat kegaduhan ketika berobat.

"Saya bilang ke beliau, sudah kalau berobat ya berobat, jangan buat kegaduhan yang aneh - aneh, berobat saja," katanya.

Namun, Jumat (14/6/2019), Liberti mendapat laporan dari Kalapas Sukamiskin terkait berita di media sosial terkait Setya Novanto yang tengah berada di Padalarang.

"Setelah tahu itu, saya sambil on the way lapas Sukamiskin, perintahkan lakukan pemeriksaan terhadap petugas pengawalnya sekaligus juga kepada Setnov-nya," katanya.

Baca juga: Kesaksian Petugas, Setya Novanto Sempat Menghilang Lepas dari Pengawalan

Berdasarkan keterangan sementara dari petugas yang melakukan pengawalan Novanto, sekitar pukul 13.45 WIB, Setya Novanto dan istrinya izin untuk membayar administrasi karena pada saat itu ia sudah diperkenankan pulang oleh pihak rumah sakit.

Akan tetapi, setelah ditunggu berjam-jam, Novanto tak menunjukkan batang hidungnya, sampai akhirnya petugas tersebut menjemput Novanto dan turun dari lantai 8 ke lantai 1. Petugas menemukan Setya Novanto yang tengah berada di kasir sekitar pukul 17.45 WIB.

Berdasarkan keterangan petugas yang lepas pengawalan Novanto dengan jarak waktu yang lumayan cukup lama itu, Liberti menilai ada indikasi dugaan penyalahgunaan izin berobat yang dilakukan terpidana kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto.

Indikasi pelanggaran tersebut menjadi dasar Liberti memindahkan Novanto ke Rutan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jumat (14/6/2019) malam. Dia dibawa keluar dari Lapas Sukamiskin pada pukul 22.30 WIB.

"Dengan saya tahu seperti itu, ini kan termasuk pelanggaran. Dengan dasar pelanggaran itulah saya ambil keputusan tadi malam pindahkan Setya Novanto ke Rutan Gunung sindur," katanya.

Liberti Sitinjak mengatakan, terpidana 15 tahun penjara itu dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur yang memiliki pengamanan ekstra ketat.

Lapas Gunung Sindur, lanjut dia, merupakan lapas dengan mayoritas narapidana kelas kakap. Mayoritas narapidana adalah kasus teroris, bandar narkoba maupun korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com