"Yang viral itu enggak benar, kuda kita jago semua enggak perlu nyabet. Makanya penumpang kita larang jangan ngegebuk pantatnya. Malah mereka gebuk pantatnya jadi larinya kenceng. Kuda itu jatuh karena kita sengaja untuk menghindari mobil kalau nabrak kudanya mati ganti rugi mobil. Kusirnya termasuk pintar dia jatuhi kalau enggak gitu jadi lebih ramai kuda bisa mati," ujarnya saat ditemui di Jalan Kesadaran, Kampung Cikempong, Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Bogor.
Nur memastikan kondisi tiga penumpang dan kuda tersebut saat ini dalam keadaan sehat dan selamat.
Dia juga menawarkan untuk para penumpang berobat. Namun, mereka tidak datang.
Nur membenarkan perkataan saksi mengenai kusir delman yang menaikkan penumpang melebihi kapasitas. Penyebabnya karena ada kusir yang menerapkan sistem gaji sehingga mereka harus terus bersaing agar memenuhi setoran.
"Iya memang ada, tapi kalau di sini mah sistemnya kita nyari duit terserah jadi enggak ada target. Di sini enggak mentengin duitnya, yang penting kuda diurus, dirawat, kita nyari duit jadi enak. Makanya Dio enggak kita paksa narik banyak-banyak," ucapnya
Nur mengatakan, kuda-kuda yang dimilikinya telah melalui perawatan yang rutin dan makan secara teratur. Ia bahkan secara tegas melarang kusir-kusirnya mengeksploitasi kuda dengan menarik selama sehari penuh.
"Andong yang rusak itu sudah diservis habis Rp 2,5 juta, narik enggak seberapa tetapi perawatan kami teratur dibersihin dan diberi makan tiap hari. Satu kuda makan 8 kilogram bekas gilingan beras, dedek (katul) buat pangannya paling utama harganya sekilo Rp 5.000 itu. Yang utama kami larang narik sampai seharian," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.