Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta di Balik Penangkapan Prada DP, Lari ke Padepokan hingga Belajar Ilmu Agama Setelah Mutilasi Pacarnya

Kompas.com - 14/06/2019, 15:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah sempat jadi buron, Prada DP akhirnya berhasil ditangkap di sebuah padepokan di Kabupaten Serang, Banten, Kamis (13/6/2019).

Seperti diketahui, Prada DP diduga telah memutilasi Fera Oktaria (21), yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.

Saat itu korban ditemukan tewas dalam kondisi mulai membusuk dengan tangan terpotong pada Jumat (10/5/2019) di Penginapan Sahabat Mulya di Jalan Simpang Hindoli, Kecamatan Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Prada DP ditangkap di sebuah padepokan di Banten

Foto Prada DP yang diduga pelaku pembunuhan serta mutilasi terhadap pacarnya sendiri yakni FEra Oktaria disebar ke media sosial.HANDOUT Foto Prada DP yang diduga pelaku pembunuhan serta mutilasi terhadap pacarnya sendiri yakni FEra Oktaria disebar ke media sosial.

Kapendam II Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan mengatakan, petugas sebelumnya melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan Prada DP setelah kasus pembunuhan Fera mencuat.

Prada DP pun diketahui sempat lari dari latihan militer sebagai prajurit sebelum pembunuhan itu terjadi.

"Yang bersangkutan diketahui di padepokan di Banten. Petugas langsung datang ke sana menjemputnya. Tanpa perlawanan ia menyerahkan diri," kata Djohan, Jumat (14/6/2019).

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Prada DP Tega Habisi Nyawa Fera

2. Prada DP sembunyi di padepokan sejak 10 Mei 2019

Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Djohan Darmawan,saat memberikan keterangan terkait penangkapan Prada DP di Pomdam II Sriwijaya, Jumat (14/6/2019). KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Djohan Darmawan,saat memberikan keterangan terkait penangkapan Prada DP di Pomdam II Sriwijaya, Jumat (14/6/2019).

Kol Inf Djohan mengatakan, Prada DP sudah cukup lama berada di padepokan tersebut. Prada DP sudah berada di sana sejak 10 Mei hingga akhirnya terdeteksi pada 13 Juni.

"Di sana dia belajar ngaji. Berangkat dari Sungai Lilin menaiki bus," kata Djohan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Fera ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Tangannya terpotong dan kondisinya sudah mulai membusuk saat ditemukan di Penginapan Sahabat Mulya di Jalan Simpang Hindoli, Sumatera Selatan.

Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan diketahui adalah Prada DP yang merupakan pacar korban.

Baca juga: Prada DP, Pemutilasi Sang Pacar Fera Oktaria Ditangkap di Padepokan Banten

3. Pengakuan ibu korban

Ilustrasi mutilasi.sklepplastyczny24 Ilustrasi mutilasi.

Kabar penangkapan Prada DP oleh Denpom Sriwijaya, di Kabupaten Serang, Banten, Kamis (13/6/2019), juga telah diketahui ibu kandung Fera, Suhartini (40).

Suhartini menjelaskan, anaknya yang bernama Putra mengabari dirinya terkait penangkapan Prada DP itu sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat itu Putra menjelaskan ke Suhartini telah dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota Polisi Militer dan mengabarkan Prada DP telah ditangkap.

"Ditelepon maghrib tadi, katanya ditangkap di Serang. Saya belum tahu cerita lengkapnya gimana, karena Putra belum pulang," kata Suhartini melalui sambungan telepon.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Prada DP, Pelaku Mutilasi Fera Oktaria, di Padepokan Banten

4. Keluarga berharap pelaku dihukum setimpal

Ilustrasi pembunuhanKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi pembunuhan

Suhartini menerangkan, kabar Prada DP telah ditangkap membuat pihak keluarga lega.

Mereka ingin mengetahui secara persis kronologi terjadinya peristiwa pembunuhan Fera. Keluarga juga berharap agar Prada DP dihukum setimpal sesuai dengan perbuatannya.

"Kami minta jika dia pembunuh anak saya agar dihukum setimpal," ujarnya.

Sementara itu, Prada DP saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Markas Detasemen Polisi Militer (Denpom) II Sriwijaya.

Baca juga: Buron Sebulan, Prada DP Pemutilasi Sang Pacar Fera Oktaria Dikabarkan Ditangkap

5. Alasan Prada DP sembunyi di padepokan

Prada DP dikawal anggota Denpom II Sriwijaya setelah ditangkap petugas. Prajurit baru ini ditangkap atas kasus pembunuhan serta mutilasi terhadap pacarnya sendiri, Jumat (14/6/2019).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Prada DP dikawal anggota Denpom II Sriwijaya setelah ditangkap petugas. Prajurit baru ini ditangkap atas kasus pembunuhan serta mutilasi terhadap pacarnya sendiri, Jumat (14/6/2019).

Djohan Darmawan mengatakan, penangkapan bermula setelah dilakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan Prada DP.

"Kita tracking sampai ada beberapa komunikasi dengan bibinya. Setelah itu dikembangkan dan dijemput. Ini langkah-langkah petugas Den Intel Kodam II Sriwijaya dalam mengungkap kasus," kata Djohan, Jumat (14/6/2019).

Setelah tertangkap di salah satu padepokan di Banten, Prada DP mengaku ingin mendalami ilmu agama usai menyesali perbuatannya tersebut.

"Dia bilang mau mendalami ilmu agama, penumpang bapak-bapak di sebelahnya menyarankan untuk ke padepokan di Banten," jelas Djohan.

Baca juga: Hasil Pemeriksaan Saksi, Prada DP Sempat Beli Tas di Pasar Sebelum Membunuh Fera Oktaria

Sumber: KOMPAS.com (Aji YK Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com