"Saya bersyukur ada momen seperti ini sehingga saya bisa menjelaskan secara terbuka. Bahkan tak hanya dengan MUI dan Pak Ridwan Kamil saya bisa menjelaskan secara terbuka. Saya tidak mungkin dengan waktu terbatas menjelaskan semua. Karena itu saya secara pribadi terbuka (menjelaskan) Insya Allah," paparnya.
Ia pun berharap forum serupa digelar lebih banyak agar ada kesepakatan antara ulama dan umaro untuk menyikapi hal tersebut.
Ridwan Kamil menyambut baik dialog terbuka dengan Ustaz Rahmat Baequni. Ia menilai, pertemuan itu jadi ajang meluruskan polemik soal desain Masjid Al Safar yang sempat viral.
Emil mengatakan, pertemuan itu sangat produktif untuk menjaga tali silaturahim antara ulama dan umaro.
"Saya berterima kasih bisa bersilaturahim dengan ustaz setelah Ramadhan. Bahwa bentuk silaturahimnya berdiskusi saya kira produktif dan umat antusias mendengarkan. Intinya saya sebagai Muslim akan taat pada ulama," tutur Emil.
Baca juga: 30 Menit Penjelasan Ridwan Kamil dan Ustaz Rahmat soal Desain Masjid Al Safar
Ia pun berharap, ada kesepakatan dari para ulama terkait arsitektur masjid untuk meminimalisir salah tafsir di masyarakat. Ia menitipkan agar polemik itu segera dikaji oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Emil enggan mengaitkan masalah tersebut ke ranah politik. Ia menganggap hal itu sebagai risiko seorang pemimpin.
MUI akan kaji fatwa soal desain masjid
Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei angkat suara soal perdebatan Ridwan Kamil dan ustaz Rahmat Baequni terkait polemik desain Masjid Al Safar.
Rahmat mengatakan, dialog itu bisa dijadikan contoh dalam menyelesaikan silang pendapat. Meski keduanya punya argumen berbeda, Rahmat meminta agar semua pihak bisa menghargainya.
"Adapun keyakinan masing-masing harus dihargai. Yang perlu disepakati bagaimana menjaga persaudaraan dan bagaimana saling menghargai atas perbedaan pendapat itu. MUI sadar, kedua belah pihak harus menjelaskan dulu. Ini pengalaman yang berharga," ujar Rahmat.
Terkait fatwa soal aturan desain masjid, Rahmat mengatakan akan melakukan kajian dengan melibatkan para ahli.
Rahmat menjelaskan, pernyataan ulama memang berpengaruh terhadap sikap masyarakat.
"Kita akan kaji sejauh mana dampaknya merusak keimanan. Semuanya sepakat bahwa keimanan, keyakinan, tapi bukan pengandaian, bahwa ini berdampak tapi jangan pengandaian karena ini perlu kajian," ucap Rahmat.
"MUI sangat memahami, ini kekhawatiran. Memang sebagian orang yang berpendapat secara simbolik atau tekstual kita hargai. Fatwa tentu, tapi kedua pandangan jangan ditinggalkan. Memang manusia itu dipengaruhi tokoh agamanya. Inilah jangan sampai tujuannya bagus tapi harus diuji diteliti," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.