Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah 8 Tahun Rawat Ayahnya yang Sakit Seorang Diri di Teras Rumah

Kompas.com - 14/06/2019, 07:23 WIB
Rachmawati

Editor

LAMONGAN, KOMPAS.com – Nisda bocah berusia 8 tahun harus merawat Tarmuji (48), ayah kandungnya yang menderita sakit stroke seorang diri. Sedangkan, ibu kandungnya sudah meninggal setahun yang lalu karena sakit.

Nisda dan Tarmuji tinggal di kompleks Perumahan Graha Indah Lamongan, Blok MM nomor 5 Desa Tambakboyo Kecamatan Tikung Lamongan. Listrik yang ada di rumahnya juga telah diputus petugas PLN sejak 10 bulan yang lalu karena mereka tidak kuat membayar tagihan.

Tarmuji yang mengalami sakit stroke pada kedua kakinya otomastis tidak bisa bekerja. Sebelumnya, ia masih dibantu istrinya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

"Ndak kerja apa-apa. Saya dulu waktu masih sehat bekerja sebagai tukang service electro," ungkap Tarmuji saat ditemui SURYA.co.id di rumahnya, Rabu (12/6/2019).

Baca juga: Kronologi Bocah SD Terbakar Mercon Bumbung Hasil Penyelidikan Polisi

Anak dan bapak ini hidup dalam kegelapan di rumah yang dihuni selama ini, sebelum ibu Nisda meninggal. Tapi mereka memilih tinggal di teras rumahnya, termasuk saat tidur di malam hari.

Bukan karena diusir, tapi karena di dalam rumah banyak binatang kecil yang mengganggu seperti tikus serta  tidak ada penerangan lampu.

Mereka hidup di teras rumah dengan hanya diterangi lampu 5 watt yang aliran listriknya dibantu tetangga.

"Sudah sepuluh bulan ini meteran diputus PLN karena beberapa bulan sebelumnya telat bayar," kata Tarmuji.

Semua aktivitas mereka berdua sekarang dikerjakan di teras rumah, termasuk saat tidur malam.

Baca juga: Bocah Diduga Dibakar Temannya, Polisi Ungkap Fakta Berbeda

Tak ada kasur sebagai alas tidur, yang ada hanya lembaran karton bekas dan selembar tikar untuk alas tidur bersama anaknya.  Sebagian besar perabot dapur dipindahkan ke samping kanan kiri teras untuk memudahkan mereka jika menggunakan.

Tarmuji hanya bisa duduk, sementara kebutuhan makan dan minum disediakan anaknya, Nisda.

Tidak ada waktu bagi Nisda untuk bermain kecuali mendampingi ayahnya dan mengurus kebutuhannya. Kondisi seperti ini sudah ia lakukan sejak setahun terakhir, setelah sang ibu meninggal dunia.

"Bapak sakit dan ibu sudah meninggal dunia," kata Nisda saat ditemui Surya.co.id di kediamannya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Nisda dan Tarmuji hanya bisa berharap belas kasihan warga sekitar.

"Dibantu nasi bungkus," kata Nisda.

Baca juga: Derita Irul, Bocah SD yang Diduga Dibakar Temannya, Dirawat di ICU dan Orangtua Habis Biaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com