Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlibat Kasus Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional, Habil Marati Dikenal Sosok yang Dermawan

Kompas.com - 13/06/2019, 10:57 WIB
Kiki Andi Pati,
Rachmawati

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Sejumlah politisi PPP Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku kaget dan tak percaya atas penahanan Habil Marati oleh polisi karena diduga sebagai penyandang dana rencana pembunuhan terhadap empat  pejabat tinggi negara.

Oleh sejumlah koleganya, Habil Marati dikenal sebagai sosok dermawan.

Ketua DPW PPP Provinsi Sultra Abdul Rasyid Syawal, mengaku mengenal pribadi Habil Marati sebagai orang yang dermawan, dan sangat menghargai perbedaan.

"Selama saya menjalin komunikasi dengan pak Habil sosoknya ramah, dermawan, nasionalis. Bagaimana bisa ya, kayaknya ndak mungkin dia punya rencana sejahat itu," ungkap Rasyid ditemui di kediamannya, Rabu (12/6/2019).

Baca juga: PPP Akan Beri Bantuan Hukum jika Diminta Habil Marati yang Terjerat Kasus Kivlan Zen

"Seingat saya selama bergaul dengan beliau, tidak pernah mengecewakan kawannya.  Bagaimana mau berniat membunuh," terangnya.

Rasyid menuturkan, pertama kali mengenal Habil pada tahun 2003 atau tepatnya 16 tahun silam. Bahkan, Habil lah yang mengajak dirinya masuk bergabung di partai berlambang Kabah.

Saat itu Habil merupakan Bendahara Umum PPP dan Ketua DPP PPP dijabat oleh Hamzah Haz. Rasyid mengenal Habil sebagai politisi yang sangat energik, sekaligus pengusaha yang sukses berkiprah di kancah nasional dan juga di Sulawesi Tenggara.

Periode 2004-2009 lalu, Habil pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari Dapil Sultra. Kemudian dia kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2009 dan 2014, namun keberuntungan tidak berpihak kepada Habil.

Bahkan saat Pemilu 2019, lanjut Rasyid, Habil kembali maju namun kembali lagi dia tidak terpilih.

Baca juga: PPP Akan Berhentikan Kadernya yang Jadi Tersangka Kasus Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional

Terkait dukungan politik Habil dalam pilpres, legislator DPRD Sultra menjelaskan jika dia mengetahui Habil mendukung Prabowo sebagai calon presiden di tahun 2014  termasuk juga saat di Pilpres tahun 2019.

Dukungan kepada Prabowo itu, tambah Rasyid, karena keduanya memang berkawan karib sejak lama.

" Terakhir saya ketemu pak Habil pada saat pencalegan. Kampanye pemilu sekitar bulan Maret di hotel Claro. Memang secara terbuka disampaikan ke kami di PPP Sultra, dukung Prabowo dalam pemilu Presiden. Tapi beliau ndak paksa untuk pilih Prabowo secara kepartaian," ungkap.

Habil tak hanya dikenal sebagai politisi, di Sultra Habil juga pernah memiliki sejumlah bisnis yang bergerak di berbagai unit usaha. Salah satu usahanya di sektor permodalan dengan  mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Mustika serta sempat  memiliki klub bola di Sultra bernama Sowite.

Ia juga memiliki usaha penjualan hasil laut yang berada di Kabupaten Konawe. Habil juga sempat memiliki usaha pengolahan pabrik kakao di Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan yang kemudian dijual ke Kalla Grup.

Baca juga: Politisi PPP Usul Pembentukan TGPF Rusuh 22 Mei Tunggu Penjelasan Kapolri ke DPR

Sementara itu, pengurus DPW PPP Sultra versi Djan Faris, Dahris Aldjudawi mengaku sempat ragu jika Habil menjadi penyandang dana biaya operasional dan pembelian senjata api kepada para eksekutor untuk menghabisi nyawa empat pejabat negara dan satu pemimpin lembaga survei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com