Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Banjir Bandang di Sulawesi Selatan, Muncul Ancaman Longsor hingga Warga Menolak Dievakuasi

Kompas.com - 12/06/2019, 14:54 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir melanda sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satunya di empat desa dan kelurahan di Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2019) siang.

Banjir akibat luapan Sungai Noling itu menggenangi rumah warga dengan ketinggian banjir bervariasi antara 40 hingga 80 sentimeter.

Sementara itu, hujan deras mengakibatkan satu kelurahan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terendam banjir, Selasa (11/6/2019).

Puluhan anggota Basarnas yang diterjunkan ke lokasi justru mendapat penolakan dari warga yang menolak dievakuasi.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Banjir di Kabupaten Luwu rendam 4 desa dan kelurahan

Warga Desa Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Krisis air bersih selama 3 hari terendam banjir, akibat luapan Sungai Cimpu dan Sungai Suli, Minggu (09/06/2019)KOMPAS.com/AMRAN AMIR Warga Desa Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Krisis air bersih selama 3 hari terendam banjir, akibat luapan Sungai Cimpu dan Sungai Suli, Minggu (09/06/2019)

Banjir kembali melanda empat desa dan kelurahan di Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2019) siang.

Dari hasil penelusuran petugas, banjir terjadi akibat luapan Sungai Noling. Sungai tersebut setelah terus diguyur hujan deras sejak Selasa dini hari.

Banjir merendam dengan ketinggian yang bervariasi, antara 40 hingga 80 sentimeter.

Keempat desa dan kelurahan yang terdampak adalah Kelurahan Padang Sappa, Kelurahan Padang Subur, Desa Buntu Kamiri dan Desa Tirowali.

Banjir membuat aktivitas warga lumpuh. Sejumlah warga memilih berdiam diri di depan rumah karena khawatir banjir susulan akan datang.

“Kami memilih di atas mobil saja bersama dua orang anak saya, karena banjir kembali merendam. Jadi kami di sini tidur dan makan sebab perlengkapan tidur semua sudah basah,” kata Hasni, salah satu warga, saat ditemui di lokasi, Selasa.

Baca juga: Banjir Kembali Rendam 4 Desa dan Kelurahan di Sulawesi Selatan

2. Selain hujan, saluran drainase yang buruk juga jadi penyebab

Banjir merendam empat desa dan kelurahan di Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2019) siang, menyebabkan fasilitas umum dan salah satu kantor bank ikut terendam.KOMPAS.com/AMRAN AMIR Banjir merendam empat desa dan kelurahan di Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2019) siang, menyebabkan fasilitas umum dan salah satu kantor bank ikut terendam.

Hasni dan sejumlah warga harus menerima kenyataan rumah mereka diterjang banjir lagi.

“Dua hari lalu rumah kami dilanda banjir dengan ketinggian yang sama. Namun, sekarang kembali dilanda banjir,” kata Hasni.

Sementara itu, banjir yang terjadi di Kecamatan Ponrang diperparah dengan buruknya saluran drainase yang ada di daerah tersebut.

Warga berharap pemerintah segera membenahi sungai Noling dan saluran drainase di daerah tersebut.

Hari Selain rumah warga, banjir juga merendam ruas jalan Trans-Sulawesi, fasilitas umum, dan kantor salah satu bank.

Baca juga: 1.452 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Kabupaten Sidrap

3. Usai banjir, warga di Kabupaten Sidrap waspada longsor

Kepala BPBD Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, saat memantau titik Longsor KOMPAS.com/Suddin Syamsuddin Kepala BPBD Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, saat memantau titik Longsor

Setelah banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, di wilayah itu juga terjadi longsor.

"Karena hujan, setelah banjir kini bencana tanah longsor juga terjadi pada sejumlah titik di Sidrap, di Kelurahan Tanru Tedong, Kecamatan Dua Pitue," Kata Kepala BPBD Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Siara Barang, Selasa (11/6/2019).

Menurut Siara, sejumlah dusun terkena longsor, antara lain Dusun Kalempang 3 titik tanah kebun milik warga, 2 titik di Dusun Paraja jalan setapak. Sementara 4 titik longsor juga menutup akses jalan desa di Dusun Paraja Betao.

"Pada Dusun Paraja Betao, longsor menutup akses jalan desa, pada satu titik kebun warga longsor yang mengakibatkan pipa saluran irigasi persawahan rusak, hingga harus ditangani dengan alat berat," ungkapnya.

Baca juga: Setelah Banjir, Bencana Tanah Longsor Juga Terjadi di Sidrap

4. Banjir setinggi 2 meter rendam Kabupaten Wajo

Banjir yang merendam Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejumlah warga memilih mencari tempat yang aman karena khawatir banjir susulan akan kembali terjadi, Sabtu (8/6/2019).KOMPAS.COM/AMRAN AMIR Banjir yang merendam Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejumlah warga memilih mencari tempat yang aman karena khawatir banjir susulan akan kembali terjadi, Sabtu (8/6/2019).

Hujan deras yang terus turun mengakibatkan satu kelurahan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terendam banjir, Selasa (11/6/2019).

Ketinggian banjir sempat mencapai 2 meter. Hal ini membuat para petugas Basarnas segera melakukan evakuasi kepada warga.

Berdasar informasi yang diperoleh, banjir setinggi 2 meter merendam Kelurahan Salomenraleng, Kecamatan Tempe akibat intensitas hujan yang cukup tinggi yang membuat danau Tempe meluap. Hujan turun selama tiga hari.

Baca juga: BNPB: 5.111 Korban Banjir Konawe Utara Masih Mengungsi

5. Warga menolak dievakuasi, ini alasannya

Personel Basarnas Kendari mengevakuasi korban banjir bandang di wilayah terisolir yang terjebak di atap rumahnya di Desa Tanggawuna, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019). Akibat banjir bandang Sungai Konaweha sebanyak 38 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Konawe terendam banjir dengan data sementara dari pihak BPBD Konawe sebanyak 1.097 unit rumah terendam sedangkan pengungsi sebanyak 4.291 jiwa, sedangkan jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tenggara-Sulawesi Selatan putus akibat jembatan penghubung ambruk sekitar pukul 18.00 Wita.ANTARA FOTO/JOJON Personel Basarnas Kendari mengevakuasi korban banjir bandang di wilayah terisolir yang terjebak di atap rumahnya di Desa Tanggawuna, Konawe, Sulawesi Tenggara, Minggu (9/6/2019). Akibat banjir bandang Sungai Konaweha sebanyak 38 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Konawe terendam banjir dengan data sementara dari pihak BPBD Konawe sebanyak 1.097 unit rumah terendam sedangkan pengungsi sebanyak 4.291 jiwa, sedangkan jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tenggara-Sulawesi Selatan putus akibat jembatan penghubung ambruk sekitar pukul 18.00 Wita.

Menurut Hamsidar, Humas Basarnas Makassar, banyak warga yang menolak untuk dievakuasi.

Saat itu, puluhan anggota Basarnas diterjunkan ke lokasi di sejumlah titik lokasi banjir.

"Saat ini ketinggian air antara 1,5 meter hingga 2 meter dan warga menolak untuk dievakuasi" kata Hamsidar, Humas Basarnas Makassar, Selasa.

Alasan warga menolak dievakuasi atau mengungsi karena ingin menjaga perabot rumah tangga.

Warga juga menilai banjir tersebut terjadi setiap tahun tanpa ada upaya pencegahan.

"Kami tidak mau mengungsi, lagian ini banjir setiap tahun terjadi dan tidak ada upaya penanggulangan dini dari pemerintah" kata Edi, salah satu warga.

Baca juga: 5 Fakta Banjir Bandang di Konawe Utara, Evakuasi Ribuan Warga Terisolir hingga Tanggap Darurat 14 Hari

Sumber: KOMPAS.com (Abdul Haq, Suddin Syamsuddin, Amran Amir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com