"Sebagian anak yang menaiki wahana turun dan wahana kembali berputar dalam kecepatan tinggi. Akibatnya wahana tersebut hilang keseimbangan dan roboh ke sebelah selatan," ucap dia.
Baca berita selengkapnya: Mesin Mati, Wahana Kursi Gantung Pasar Rakyat Roboh
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan, dua anggota TNI dan polisi itu bertemu di pasar dengan sama-sama mengenakan pakaian preman.
"Mungkin ada saling lihat, jadi terjadi ketersinggungan. Anggota polisi narik senjata terus ditembak ke bagian tangan anggota TNI, langsung ditarik dan dibawa ke rumah sakit. Tapi semuanya sudah damai, tersangka dan korban sudah ketemu," kata Supriadi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (11/6/2019).
Supriadi mengatakan, meskipun sudah menempuh jalur damai, sanksi dari satuan masing-masing akan tetap dikenakan jika kedapatan adanya kesalahan dari kejadian itu.
Baca berita selengkapnya: Polisi Tembak 2 Anggota TNI Hanya karena Hal Ini
Di usia yang renta, dia mengaku sangat merindukan anak bungsunya tersebut dan Lasito pulang untuk menjenguknya.
Untuk memudahkan mengingat kepergian anaknya, Nyami menghitung berapa kali lebaran Lasito tidak pulang saat lebaran.
“Saya ngitungnya lebaran. Usia saya sudah 98 lebaran, kalau anak saya sudah 20 lebaran ini tidak pulang,” ujarnya dengan suara pelan.
Saat ini, Nyami masih menempati rumah yang dibangunnya bersama dengan suaminya yang telah lama meninggal. Keadaan rumahnya yang terbuat dari kayu dan bambu tersebut juga sudah terlihat rapuh.
Baca berita selengkapnya: Selama 20 Tahun, Nenek 98 Tahun Ini Menunggu Anak Bungsunya Pulang Saat Lebaran
Sumber: KOMPAS.com (Sukoco, Aji YK Putra, Rachmawati, Junaedi, Dendi Ramdhani)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.