Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Tersesat Gara-Gara Aplikasi Peta Digital | "One Way" Buat Tangerang-Bandung 10 Jam

Kompas.com - 11/06/2019, 07:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Rachmawati

Tim Redaksi

Tim Densus 88 bersama petugas kepolisian Lampung menangkap Ali Amirul Alam, terduga teroris asal Pulau Jawa saat akan membeli buah di Pasar Tugu Kota Bandarlampung.

"Kami tadi siang rencana mau beli buah," kata Sodik (34), adik ipar Ali Amirul Alam saat ditemui di kediamannya, Minggu (9/6/2019) malam.

Sodik menjelaskan, kejadian berawal saat dirinya bersama istrinya, Isni dan mertuanya pergi ke pasar ingin membeli buah-buahan.

Saat sedang berteduh kemudian tiba-tiba datang polisi berpakaian seragam dan berpakaian preman yang langsung memegang kakak Ali, Amirul Alam, kemudian kakak iparnya itu langsung dibawa.

"Saya kaget ditangkapnya di depan saya. Saya juga sempat tanya masalahnya katanya nanti dikabari lagi," katanya.

Baca berita selengakapnya: Terduga Teroris Ditangkap Saat Membeli Buah di Pasar

4. Gara-gara "One Way", pemudik ke Kota Bandung butuh 10 jam

Lamanya perjalanan tidak hanya dialami pemudik yang menuju Jabodetabek. Pemudik dari Tangerang menuju Kota Bandung juga mengalami hal serupa.

“Saya naik travel dari Tangerang ke Bandung (kota) 10 jam. Normalnya 3 jam-3,5 jam,” ujar salah satu pemudik, Evi Noviyani kepada Kompas.com, Minggu (9/6/2019).

Evi mengatakan, ia menggunakan travel dari Tangerang Kota pukul 07.00 WIB dan seharusnya ia masuk ke tol. Namun karena diberlakukan one way, travel yang ditumpanginya diarahkan ke jalan non tol hingga Cikampek.

“Dari Tangerang terus lewat pinggir. Baru masuk tol di Cikampek. Perjalanan Tangerang-Cikampek ini yang lama banget nyampe tujuh jam,” tutur Evi.

Baca berita selengkapnya: Sistem "One Way", Arus Balik Tangerang-Bandung Ditempuh Selama 10 Jam

5. Kata Dedi Mulyadi tentang wacana pembubaran koalisi

Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Barat Jokowi-Maruf Amin, Dedi Mulyadi saat akan mendampingi Plt Bupati Bekasi melihat kondisi Gedung Juang Tambun, Kabupaten Bekasi, Selasa (26/3/2019).KOMPAS.com/ DEAN PAHREVI Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Barat Jokowi-Maruf Amin, Dedi Mulyadi saat akan mendampingi Plt Bupati Bekasi melihat kondisi Gedung Juang Tambun, Kabupaten Bekasi, Selasa (26/3/2019).

Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai Partai Demokrat mulai bingung dengan dirinya sendiri.

Pernyataan Dedi itu terkait dengan usulan Demokrat untuk membubarkan koalisi baik di kubu Jokowi maupun Prabowo.

"Wacana pembubaran koalisi itu merupakan kebingungan dari sebuah partai politik dalam membangun identitas dirinya, siapa dia dan berada di mana," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (10/6/2019).

Dedi mengatakan, permanen atau tidaknya koalisi itu tergantung kepentingan para pihak.

Dulu, kata dia, pada zaman pemerintahan SBY, koalisi bersifat permanen, yaitu ada partai oposisi yang berada di luar pemerintah dan ada partai pendukung pemerintah. Kemudian ada partai yang diajak masuk koalisi.

Baca berita selengkapnya: Soal Isu Pembubaran Koalisi, Dedi Mulyadi Minta Demokrat Jangan Panik

Sumber: KOMPAS.com (Farid Assifa, Reni Susanti, Rachmawati, Kiki Andi Pati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com