Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Keberatan Kendaraan Dilarang Melintas di Malioboro

Kompas.com - 10/06/2019, 21:12 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha yang tegabung dalam Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) keberatan jika Jalan Malioboro, Yogyakarta, bebas kendaraan bermotor.

Para pengusaha khawatir akan berdampak pada sepinya pembeli.

"Prediksi kami membuat toko-toko akan sepi," ujar Ketua Umum PPMAY Sadana Mulyono saat dihubungi, Senin (10/6/2019).

Baca juga: Segera Diuji Coba, Kendaraan Dilarang Melintas di Malioboro Yogyakarta

Sadana menyampaikan, jika nantinya rencana itu direalisasikan, maka pengunjung akan kebingungan. Terutama pengunjung yang hendak memarkirkan kendaraan mereka dekat dengan toko tujuan berbelanja.

Sebab, sampai saat ini pakiran kendaraan untuk pengunjung Malioboro belumlah memadai. Selain itu, lokasi parkir juga jauh dari pertokoan.

Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih dulu menambah fasilitas parkir jika berencana membuat Jalan Malioboro steril dari kendaraan bermotor. Sehingga pengunjung bisa memiliki berbagai alternatif untuk memakirkan kendaraanya.

"Infrastruktur parkiran itu dipenuhi dulu. Bayangkan kalau misalnya parkir di Abu Bakar Ali, kemudian mau belanja di Toko Ramai atau di Ramayana itu bagaimana? Mereka mesti jalan? Ya orang nggak mau," ucapnya.

Baca juga: Temani Jan Ethes Bermain di Malioboro, Jokowi Belikan Mobil-Mobilan hingga Naik Andong

Belum lagi terkait bongkar muat barang-barang toko. Jika kendaraan bermotor tidak diperbolehkan, maka akan mempersulit untuk bongkar muat.

Kalaupun bongkar muat barang pada malam hari, pengusaha juga akan menambah pengeluaran untuk lembur karyawan.

Menurutnya pemerintah memang sudah memberikan sosialiasi kepada para pengusaha dan pedagang. Pihaknya pun mempersilahkan jika pemerintah akan melakukan uji coba.

"Mau diuji coba dulu silahkan, gak masalah, dibuktikan. Kalau tidak ada buktinya kita mau ngomong apa. Ya nanti kita akan berkumpul dengan teman-teman untuk mengevaluasi," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi menuturkan, sikap keberatan dari pengusaha toko di Malioboro merupakan bagian dari dinamika.

Dia menilai wajar saja keberatan disampaikan karena tidak adanya komunikasi.

Menurutnya setelah uji coba akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh. Termasuk untuk sisi ekonominya dalam hal ini aktivitas toko-toko yang ada di Jalan Malioboro.

"Apakah kalau tidak ada kendaraan bermotor lewat, toko sepi, kan belum tentu. Orang bisa jalan di situ, malah justru bisa berlama-lama berbelanja kalau saya lihat," bebernya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com