Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-erupsi, Aktivitas Gunung Sinabung Mulai Berangsur Turun

Kompas.com - 10/06/2019, 18:39 WIB
Hendri Setiawan,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

KABUPATEN KARO, KOMPAS.com - Pasca erupsi di sertai dengan awan panas guguran pada Minggu (9/6/2019) kemarin, kondisi Gunung api Sinabung sudah mulai menunjukkan penurunan aktivitas erupsi.

Saat ini Gunung api Sinabung hanya di dominasi oleh kegempaan dan hembusan, Minggu kemarin, Sinabung kembali erupsi sekitar pukul 16.28 WIB dengan ketinggian kolom abu vulkanik mencapai 7000 meter dan awasn panas guguran mengarah ke dua sisi yakni, sisi selatan tenggara, dan timur selatan sejauh 3000 meter.

Baca juga: Status Gunung Sinabung Turun, Pengungsi dari Lima Desa Akan Dipulangkan

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Api Sinabung, melalui tim tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung, Estu Kriswati mengatakan, aktivitas Sinabung mulai turun sejak pukul 24.00 WIB malam tadi. Lanjutnya, saat ini aktivitas Sinabung hanya bersifat hembusan. 

"Kondisi sinabung kini mengalami penurunan sejak erupsi kemarin, saat ini sudah mulai reda, dari visual juga terlihat hanya hembusan setinggi 100 sampai 500 meter," ujar Estu Kriswati, di pos PVMBG Gunung api Sinabung, Senin (10/6/2019). 

Estu mengatakan, memang setelah erupsi kemarin tetap terlihat adanya hembusan abu vulkanik. Namun, menurut data dari seismograf, mulai dini hari  tadi kegempaannya sudah berkurang.

Baca juga: Status Gunung Sinabung Turun dari Awas Menjadi Siaga

Estu menyebutkan, erupsi kemarin masih dinyatakan cukup aman. Karena daerah persebaran awan panas masih berada di dalam zona merah yang telah ditetapkan badan geologi. Diperkirakan awan panas tersebut tidak bergerak terlalu jauh dari posisinya saat ini. 

"Perkiraan kami aktivitas awan panas Sinabung masih di zona merah, karena kita lihat awan panas kemarin hanya sampai di 3000 sampai 3500 meter, sedangkan zona merah kita mencapai 5000 meter," katanya.

Aktivitas erupsi memang cendung mengakibatkan dampak abu vulkanik menghujani wilayah-wilayah yang berda di lingkar Sinabung, luasnya jangkauan abu tergantung pada kecepatan angin yang berada di Gunung api Sinabung pada saat erupsi sedang berlangsung.

“Ya dampak terparah saat ini paparan abu vulkanik yang cukup tebal, kami tetap menghimbau masyarakat untuk tidak memasuki zona merah, dan bagi warga yang terpapar abu vulkanik agar beraktivitas di luar ruangan menggunakan masker dan pelindung mata," ungkapnya. 

Baca juga: Dampak Abu Vulkanik Gunung Sinabung, Tanaman di 4 Kecamatan Terancam Gagal Panen

Ditambahkannya, masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, dan radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, serta 4 km untuk sektor timur-utara.

Jika terjadi hujan abu, lanjutnya, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com