Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Jalan Trans-Papua Rusak, Polisi Selidiki Anggaran Proyek hingga Warga Jalan Kaki 5 Km Lewati Lumpur

Kompas.com - 10/06/2019, 16:25 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi jalan Trans-Papua Barat yang menghubungkan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni rusak parah.

Berdasarkan pantauan, Sabtu (8/5/2019) siang, kerusakan jalan terparah terletak di Kampung Memey, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan.

Di titik itu, jalan sangat berlumpur dan sulit untuk ditembus. Banyak genangan air serta kondisi jalan berbecek.

Hal ini membuat ruas jalan nasional tersebut sulit dilewati oleh mobil, meskipun sudah menggunakan mobil dobekl gardan atau 4WD.

Sementara itu, polisi mencium adanya ketidakberesan dalam penyelenggaraan proyek senilai Rp 21 miliar tersebut.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Perjuangan warga melintasi jalan Trans-Papua

Salah satu pengendara kendaraan roda dua yang terjebak kumbangan lumpur di Jalan Trans Papua Barat, yang menghubungan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (8/6/2019).KOMPAS.com/BUDY SETIAWAN Salah satu pengendara kendaraan roda dua yang terjebak kumbangan lumpur di Jalan Trans Papua Barat, yang menghubungan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (8/6/2019).

Salah satu warga bernama Lukman Kaitam mengaku terpaksa harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer untuk mencari kendaraan lain.

Alasannya, mobil yang dia tumpangi dari Kabupaten Teluk Bintuni ke arah Kabupaten Manokwari Selatan tidak dapat melalui ruas jalan yang berlumpur tersebut.

"Saya dari Jayapura datang untuk berlebaran bersama keluarga di Bintuni dan sekarang mau balik lagi. Namun, karena kondisinya seperti ini terpaksa harus berjalan kaki untuk mencari tumpangan lainnya," ungkapnya.

Warga lainnya, Petrus Tandi Limbong, seorang sopir angkutan umum yang setiap hari melalui ruas jalan ini, berharap pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut.

"Kondisi jalan seperti ini sangat menyulitkan kami untuk mengangkut penumpang dari Bintuni ke Manokwari Selatan dan Manokwari, maupun sebaliknya" ungkapnya.

Baca juga: Mereka yang Harus Jalan Kaki 5 Km gara-gara Jalan Trans-Papua Barat Rusak Parah

2. Saat musim hujan, kondisi jalan semakin parah

Kendaraan roda empat doubel gardan (4WD) berupaya menerobos ruas jalan Trans-Papua Barat di Kampung Memey, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, yang berlumpur.KOMPAS.com/BUDY SETIAWAN Kendaraan roda empat doubel gardan (4WD) berupaya menerobos ruas jalan Trans-Papua Barat di Kampung Memey, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, yang berlumpur.

Petrus menjelaskan, saat musim penghujan tiba, kondisi jalan akan semakin parah. Mereka terkadang terjebak hingga tiga sampai empat hari agar dapat melewati ruas jalan tersebut.

"Kalau waktu normal biasanya jarak tempuh sekitar lima jam antara Manokwari Selatan-Bintuni. Ya kalau hujan terpaksa bermalam, kalau tidak ada alat berat yang bantu tarik," tuturnya.

"Perbaikan jalan ini tentu dapat berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan serta membantu memperlancar arus lalu lintas dan mencegah terjadinya kecelakaan," pungkasnya.

Sementara itu, untuk memperlancar arus balik Lebaran 2019, pihak Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah IV Bintuni bekerjasama dengan perusahaan kayu setempat menempatkan alat berat eskavator dan buldozer agar dapat memperlancar arus lalu lintas di jalan tersebut.

Baca juga: Jalan Trans Papua Barat Sulit Dilewati, Polda Selidiki Anggaran Pembangunannya

3. Polda akan selidiki proyek jalan Trans-Papua

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi

Saat ini Polda Papua Barat sedang melakukan penyelidikan proyek pembangunan Jalan Trans Papua Barat, tepatnya di Memey, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan, dengan anggaran tahun 2018 senilai Rp 21 Miliar.

Penyelidikan ini dilakukan setelah banyaknya keluhan dari masyarakat tentang ruas jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni, yang sulit dilewati, apalagi saat musim penghujan.

“Masa anggaran sebesar itu, tapi hasil pekerjaan seperti ini. Yang tadinya bisa dilalui 6-8 jam, kini bisa 3-4 hari,” ungkap Kanit Tipikor AKP Tommy Pontororing, Selasa (4/6/2019).

Baca juga: Cerita Proyek Palapa Ring Timur, Lima Kali Kabel Serat Optik Terlindas Alat Berat

4. Polisi kumpulkan data untuk selidiki proyek Trans-Papua

Kapolda Papua mengatakan, tim penyidik sedang mengumpulkan bahan untuk kepentingan penyelidikan.

“Kami masih dalami pekerjaan ini dan masuk skala prioritas,” kata Tommy.

Sementara itu, Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah IV Bintuni Benny mengaku, pekerjaan jalan Manokwari Selatan-Teluk Bintuni, tepatnya di Distrik Tahota, untuk anggaran tahun 2018 sudah selesai.

"Jalan di Mamey, Distrik Tahota ke arah Distrik Isim yang rusak sekitar 8 kilometer, itu masuk penanganan anggaran 2019. Sedangkan 2018 adalah pekerjaan jalan antara Tahota –Lokpon, dan sudah selesai. Rencananya akan diaspal, tapi menunggu pemeliharaan tuntas di Juni 2019, sehingga pekerjaan tidak tumpang tindih," ungkapnya saat ditemui Selasa malam.

Baca juga: Mereka yang Tetap Shalat Id meski Basah-basahan Diguyur Hujan Lebat...

5. PJN Wilayah IV: Sedang menunggu pengaspalan

Ilustrasi aspalKOMPAS IMAGES / VITALIS YOGI TRISNA Ilustrasi aspal

Benny menjelaskan, untuk total pengaspalan ditargetkan sepanjang 5 kilometer. Namun, kemungkinan akan dikurangi lantaran terjadi kerusakan di ruas jalan bagian depan.

Menurutnya, ruas jalan di Distrik Tahota ke arah Distrik Isim sudah bisa dilewati meski kondisinya masih rusak. Saat ini pihaknya telah menyiapkan tiga eskavator.

“Alat berat milik PT Job Mulia Bersama disiapkan di ruas jalan rusak agar tidak ada kendaraan yang terjebak lumpur. Selain itu juga terdapat greder dan satu unit doser,” ujarnya.

“Saya juga sudah bertemu pihak perusahaan PT Mamberamo, mengingat jalan ini masih milik perusahaan dan bagi pengguna jalan harus mengurangi beban muatan minimal 10 ton agar jalan itu tidak tambah rusak," katanya.

Baca juga: Cerita Mereka yang Berlebaran dengan Wara-wiri di Angkasa

Sumber: KOMPAS.com (Budy Setiawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com