KOMPAS.com - Kondisi jalan Trans-Papua Barat yang menghubungkan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni rusak parah.
Berdasarkan pantauan, Sabtu (8/5/2019) siang, kerusakan jalan terparah terletak di Kampung Memey, Distrik Tahota, Kabupaten Manokwari Selatan.
Di titik itu, jalan sangat berlumpur dan sulit untuk ditembus. Banyak genangan air serta kondisi jalan berbecek.
Hal ini membuat ruas jalan nasional tersebut sulit dilewati oleh mobil, meskipun sudah menggunakan mobil dobekl gardan atau 4WD.
Sementara itu, polisi mencium adanya ketidakberesan dalam penyelenggaraan proyek senilai Rp 21 miliar tersebut.
Baca fakta lengkapnya berikut ini:
Salah satu warga bernama Lukman Kaitam mengaku terpaksa harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer untuk mencari kendaraan lain.
Alasannya, mobil yang dia tumpangi dari Kabupaten Teluk Bintuni ke arah Kabupaten Manokwari Selatan tidak dapat melalui ruas jalan yang berlumpur tersebut.
"Saya dari Jayapura datang untuk berlebaran bersama keluarga di Bintuni dan sekarang mau balik lagi. Namun, karena kondisinya seperti ini terpaksa harus berjalan kaki untuk mencari tumpangan lainnya," ungkapnya.
Warga lainnya, Petrus Tandi Limbong, seorang sopir angkutan umum yang setiap hari melalui ruas jalan ini, berharap pemerintah untuk segera memperbaiki jalan tersebut.
"Kondisi jalan seperti ini sangat menyulitkan kami untuk mengangkut penumpang dari Bintuni ke Manokwari Selatan dan Manokwari, maupun sebaliknya" ungkapnya.
Baca juga: Mereka yang Harus Jalan Kaki 5 Km gara-gara Jalan Trans-Papua Barat Rusak Parah
Petrus menjelaskan, saat musim penghujan tiba, kondisi jalan akan semakin parah. Mereka terkadang terjebak hingga tiga sampai empat hari agar dapat melewati ruas jalan tersebut.
"Kalau waktu normal biasanya jarak tempuh sekitar lima jam antara Manokwari Selatan-Bintuni. Ya kalau hujan terpaksa bermalam, kalau tidak ada alat berat yang bantu tarik," tuturnya.