Ketika suami pergi meninggalkannya, ia pilih menekuni merajut bukan lagi sebagai hobi, tapi nafkah. Pemda Bukittinggi juga membantu menyalurkan dan menjual karyanya, sehingga Ety punya penghasilan yang pasti.
Ibu Yui, adik ibu mertua, yang juga sudah lansia, adalah seorang pengrajin bordir mesin hitam. Ia telah puluhan tahun mencari nafkah dari keterampilan ini. Sambil mengurus rumah dan membesarkan anak-anak, ia bekerja menyulam dengan mesin hitamnya setiap hari.
Di sini, bila perempuan mahir menyulam dengan mesin hitam, maka hasil karyanya dihargai tinggi karena nyeni dan sulit. Hanya mereka yang menyulam sejak kecil yang bisa menghasilkan sulaman mesin hitam yang halus.
Ibu Yui juga menerima pekerjaan perusahaan konveksi membuat kerudung. Kain-kain untuk dibuat baju gamis atau baju kurung yang telah disulam mesin hitam, dibawa ke berbagai butik dan gerai sulam di Pasar Atas.
Memang tak cepat menghasilkan uang, tapi kerja kreatifnya telah berhasil menghidupi dan menyekolahkan anak bersama suami yang PNS.
Belum lagi usaha Nasi Kapau, nasi campur khas masakan Bukik yang pusat penjualan utamanya ada di Los Lambuang Pasar Atas. Dengan mudah kita temukan merek dagangnya semua perempuan. Ada Nasi Kapau Uni Lis, Nasi Kapau Uni Ca dan banyak lainnya.
Khasnya lauk-pauk (samba orang sini bilang) nasi campur ini: rendang daging/ayam, dendeng batokok, ayam bumbu, tambunsu, kalio babek, kalio tunjang, gulai sayur Kapau dan masih banyak lagi.
Sebetulnya banyak orang belum tahu, Nasi Kapau, seperti namanya, berasal dari daerah bernama Kapau di luar Bukittinggi. Letaknya sekitar 2 kilometer arah utara Bukittinggi. Di Kapau ini, bahkan nasi campur yang kita beli di pasar, rasanya lezat menggoyang lidah.
Ibu-ibu banyak yang mendukung sendiri mangkok-mangkok besi besar dari rumah yang isinya lauk matang masakan sendiri, yang siap dijual di warung nasinya di pasar.
Kalau ada orang luar mencoba ingin membuat sendiri masakan-masakan ini di rumah, hampir dipastikan sulit menyamai, kalau tidak pasti gagal.
Untunglah beberapa tahun ini ada seorang perempuan, Ety STR namanya yang juga menjadi nama merek dagangnya, yang khusus punya usaha bumbu masak khas masakan Bukittinggi di dalam Pasar Bawah.
Jangan ditanya berapa omzetnya sehari, karena orang bisa antre sangat panjang hanya untuk membeli cabai giling segar, bumbu rendang atau asam padeh.
Kalau ingin buat bawa ke Jakarta, misalnya, ada bumbu matang yang sudah ditumis, tanpa pengawet dan hanya tahan dua minggu saja. Sangat menolong kalau kita ingin masak serupa Nasi Kapau di rumah.
Perempuan-perempuan di sini jagoan memasak, bukan cerita baru. Perempuan Minang, memang pas disebut Bundo Kanduang dari sisi ini.
Setiap daerah Minang punya masakan khas, bahkan setiap rumah punya masakan andalan. Maka ada petitih, setiap lelaki Minang yang sudah lama merantau, pasti pulang karena kangen masakan ibunya. Misalnya, Ayam Lado Hijau karya ibu mertua, pasti selalu dicari suami bila mudik.