Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sang Pawang yang Tetap Dampingi Gajah Saat Lebaran

Kompas.com - 09/06/2019, 18:06 WIB
Rachmawati

Editor

Menjadi mahout pendamping gajah bagi Nelson selama belasan tahun dan menjadi mahout utama dalam lima tahun terakhir membuat Barokah merasa punya ikatan batin tersendiri dengan satwa itu.

“Seperti sudah menyatu jadi saya tidak merasa rugi menghabiskan setiap tahun Hari Raya Idul Fitri dengan Nelson, apalagi keluarga juga sudah memahami tugas saya,” ujarnya.

Barokah mengatakan saat malam takbiran ia mengisi malam dengan melakukan panggilan video dengan anggota keluarga sembari memastikan keamanan gajah.

Saat sholat Id 1 Syawal 1440 Hijriah, pria yang berdomisili di Kota Bengkulu ini pun bergabung dengan umat Muslim lainnya di Mushola Desa Sukabaru Bawah.

“Tahun-tahun sebelumnya kalau lagi ingin sholat di masjid biasanya pergi ke Desa Sukabaru Atas atau Desa Sukamaju,” katanya menambahkan.

Baca juga: Lindungi Bayinya, Gajah Ini Injak Seorang Warga Desa Sampai Mati

Pada Lebaran kali ini giliran piket juga dialami mahout lainnya, Tohirman yang merawat gajah Dino.

Pria yang bermukim di Manna Kabupaten Bengkulu Selatan ini mengatakan sudah beberapa kali dapat giliran piket saat Hari Raya Idul Fitri.

“Tidak setiap tahun tapi ada beberapa kali pas giliran piket jatuh pada Hari Raya Idul Fitri dan itu tidak masalah bagi kita karena merawat gajah sudah jadi kewajiban kami,” katanya.

Setiap hari aktivitas seorang mahout diawali pada pagi hari dengan persiapan pribadi dan memastikan seragam dan perlengkapan sudah tersedia. Lalu pukul 8.00 WIB diawali dengan memandikan gajah dengan berendam di aliran Sungai Seblat.

Setelah mandi, gajah dibawa ke pusat latihan untuk memastikan perintah-perintah mahout dipatuhi gajah. Beberapa perawatan juga dilakukan mahout seperti membersihkan telapak gajah. Tujuannya untuk memastikan tidak ada benda yang masuk ke dalam telapak gajah yang dapat melukai satwa tersebut.

Berikutnya, gajah digembalakan atau "diangon" di kawasan hutan sekitar camp PLG Seblat dan mahout juga memasuki jam istirahat. Selanjutnya pada siang para mahout mengarit pakan tambahan bagi gajah kemudian kembali menuntun gajah ke sungai untuk mandi sore.

Baca juga: KLHK Bongkar Sindikat Perdagangan Aksesori Berbahan Gading Gajah di Pati

Selain perawatan harian, tugas lain para mahout adalah mengikuti patroli pengamanan kawasan hutan bersama gajah dan polisi hutan.

Patroli ini memastikan kawasan konservasi TWA Seblat seluas lebih kurang 7.000 hektare dalam kondisi aman dari aktivitas ilegal seperti perambahan dan penebangan pohon secara liar.
 

Wisata Unggulan

Gajah Sumatera yang dibina di PLG Seblat bertujuan membantu petugas mengatasi konflik antara manusia dengan gajah liar di kawasan sekitar TWA Seblat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com