Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Jokowi Bagi-bagi Sembako bareng Jan Ethes | Polisi Tembak Teman Mabuk

Kompas.com - 07/06/2019, 07:36 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyaksikan pembagian 3.000 paket sembako bagi masyarakat yang ada di sekitar Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (6/6/2019). 

Saat itu, Presiden Joko Widodo mengenakan kemeja putih dan celana hitam datang bersama cucunya, Jan Ethes. Tampak juga mendampingi Jokowi adalah anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Kehadiran Jokowi pun mendapat sambutan meriah dari warga. 

Baca juga: Syukur Kusir Andong Tak Sangka Bisa Antar Jokowi, Ngobrol hingga Dikasih Angpau

Selain itu, berita tentang penerbangan balon udara di sejumlah daerah menjadi sorotan.

Deputy GM Perencanaan dan Evakuasi Operasi Makassar Air Traffic Service Control (MATSC) Davitson Aritonang mengungkapkan, pesawat yang tersangkut balon udara yang berisi tabung gas 3 kilogram atau 5 kilogram bisa meledak.

Baca berita populer Nusantara selengkapnya:

 

1. Jokowi bagi 3.000 paket sembako di Yogyakarta

Warga dan Wisatawan menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di depan Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (6/6/2019).KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Warga dan Wisatawan menunggu kedatangan Presiden Joko Widodo di depan Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (6/6/2019).

Di Gedung Agung Yogyakarta, Presiden Jokowi menyaksikan pembagian paket sembako untuk masyarakat.

Total ada 3.000 paket sembako yang dibagikan untuk warga masyarakat Yogyakarta. Paket Sembako yang dibagikan berisi antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, dan teh. Pembagian itu pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar.

"Terimakasih Pak Jokowi. Sembako ini sangat berguna sekali bagi keluarga, semoga Pak Jokowi selalu sehat," kata Rajiman, warga Imogiri, Bantul, Kamis (6/6/2019).

Baca selengkapnya: Jokowi Ajak Jan Ethes Salami Warga di Gedung Agung Yogyakarta

 

2. Penjelasan balon udara ancam penerbangan pesawat

Suasana penyelenggaraan Java Balloon Festival 2018 di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19/6/2018). Festival diadakan Kementerian Perhubungan bersama AirNav Indonesia dalam rangka meredam maraknya balon udara liar yang membahayakan keselamatan penerbangan dalam beberapa hari terakhir.KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana penyelenggaraan Java Balloon Festival 2018 di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19/6/2018). Festival diadakan Kementerian Perhubungan bersama AirNav Indonesia dalam rangka meredam maraknya balon udara liar yang membahayakan keselamatan penerbangan dalam beberapa hari terakhir.

Deputy GM Perencanaan dan Evakuasi Operasi Makassar Air Traffic Service Control (MATSC) Davitson Aritonang mengungkapkan, pesawat yang tersangkut balon udara yang berisi tabung gas 3 kilogram atau 5 kilogram bisa meledak.

“Balon udara yang terbang itu kan menggunakan tabung gas 3 kilogram atau 5 kilogram. Itu sangat bahaya jika terkena pesawat, apalagi jika masuk ke dalam mesin. Bisa-bisa pesawat meledak di udara atau jatuh akibat balon udara itu," kata Davitson.

Selain itu, bahaya balon udara yang terbang bebas dapat tersangkut di sayap ekor. Hal ini membuat pesawat susah dikendalikan atau kehilangan kendali karena balon udara masuk ke dalam mesin pesawat, menutup pilot tube.

Baca selengkapnya: Balon Udara Bertabung Gas 3 Kg Bisa Ledakkan Pesawat

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com