Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukacita Jemaah Naqsabandiyah Rayakan Idul Fitri pada 3 Juni 2019

Kompas.com - 04/06/2019, 04:00 WIB
Caroline Damanik

Editor

PADANG, KOMPAS.com - Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang, Sumatera Barat, sudah merayakan Idul Fitri 1440 H pada Senin (3/6/2019).

Sejak pagi, jemaah tampak sudah berdatangkan ke Mushala Baitul Ma'mur di Kampung Dalam, Pauh, Kota Padang, untuk melaksanakan shalat Idul Fitri berjemaah.

Jemaah lalu mendengarkan khotbah yang disampaikan khatib dalam bahasa Arab.

Baca juga: Jemaah Al Muhdlor di Tulungagung Rayakan Idul Fitri Hari Ini

Bila umumnya sesudah melaksanakan salat Idul Fitri orang pulang bersalam-salaman dan langsung pulang ke rumah, berbeda dengan jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang.

Setelah saling bermaafan, jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang justru makan bersama.

Mereka duduk membentuk lingkaran di mushala lalu bersama menyantap hidangan yang sudah disediakan seperti kopi, teh, gorengan, dan makanan lainnya.

Imam Mushala Baitul Makmur, Syafri Malin Mudo (78), menuturkan, perbedaan jadwal penetapan Hari Raya Idul Fitri sudah lama terjadi. 

"Menurut saya perbedaan akan jadwal penetapan Hari Raya Idul Fitri itu sudah lama terjadi, dan itu tidak masalah," kata Syafri, Senin.

Baca juga: Jemaah Naqsabandiyah Sumut Tetapkan 1 Syawal pada 4 Juni

Dia menambahkan, perbedaan itu hal biasa dan itu sesuai dengan akidah masing-masing yang dipercaya.

"Ini sesuai dengan yang biasanya, berdasarkan kitab yang kita pakai yaitu dalam tarekad Naqsabandiah ini adalah kitab Munjib," kata Sekretaris Naqsabandiah Mushalla Baitul Ma'mur, Edizon Revindo, Senin.

Edizon menjelaskan, mereka telah memulai Ramadhan pada Sabtu, 4 Mei 2019. Jemaah lalu berpuasa selama 30 hari.

"Kami sudah berpuasa selama 30 hari. Dan, satu Syawal bertepatan pada hari Senin (3/6/2019) ini, sesuai seperti yang dikatakan dalam Kitab Munjib tersebut," katanya.

Dia menuturkan, pihaknya menentukan awal Ramadhan berdasarkan penghisaban saat bulan Syakban, atau bulan sebelum Ramadhan.

Baca juga: Jemaah An Nazir di Gowa Rayakan Idul Fitri Hari Ini

 

Saat bulan Syakban, sudah dilihat peredaran bulan. Kemudian ditentukan tanggal 15 Syakban atau Nisfu Sya'ban. Setelah itu dihitung lagi akhir Sya'ban yang biasanya memiliki bilangan 29 hari.

Selain sistem hisab, lanjut Edizon, penentuan awal Ramadhan ini juga menggunakan sistem melihat bulan.

"Jadi kami tetapkan 15 Sya'ban yang kami sebut dengan Nisfu Sya'ban. Dan, yang kami hitung saja lagi, bahwa Syakban itu 29 hari. Kalau bulan tidak kelihatan pada 29 hari itu, maka kita sempurnakan bulan Syakban itu 30 hari, dan satu Ramadannya jatuh pada hari esoknya," ungkapnya.

"Kami juga menggunakan sistem melihat bulan. Di samping hisab, kami juga melihat bulan. Tapi melihat bulan dengan mata telanjang," tambahnya kemudian.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang Sudah Gelar Salat Ied

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com