Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 130 Perlintasan KA Tanpa Palang Pintu di Sumbar

Kompas.com - 03/06/2019, 19:52 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Pemudik yang akan pulang kampung ke Kota Padang dan Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), diminta waspada saat melintasi perlintasan kereta api tidak resmi tanpa palang pintu.

"Jumlah kendaraan yang padat bisa mengakibatkan kemacetan di perlintasan kereta api tanpa palang. Pengendara harus waspada," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat, Heri Nofiardi di Padang, Senin (3/6/2019).

Jumlah perlintasan kereta api di provinsi itu sangat banyak, sekitar 173 buah. Dari jumlah itu, hanya 43 perlintasan yang legal, sisanya liar.

"Sekitar 130 perlintasan liar kereta api berbahaya jika pengendara tidak hati-hati. Perhatikan betul keberadaan kereta api sebelum melintas," ingatnya.

Baca juga: Nikmati Kemeriahan Lebaran di Tanah Datar, dari Pacu Jawi hingga Pasar Van der Capellen

Jika terjadi kepadatan di perlintasan itu, pengendara lebih baik menghentikan kendaraan sebelum perlintasan, menunggu kepadatan terurai.

Dikhawatirkan, jika pengendara memaksakan antre di perlintasan, akan sulit menghindar jika kereta api tiba-tiba datang.

"Sebenarnya untuk perjalanan kereta api ini sudah ada jadwal pasti. Namun, jika pengendara datang dari luar daerah, tentu belum terlalu hafal dengan jadwal. Kita minta waspada," katanya.

Kepala Divre II, Fredi Firmansyah mengatakan jadwal perjalanan kereta api di daerah itu berubah sejak 22 Maret 2019 sesuai program kegiatan Peningkatan Pelayanan Perkeretaapian di Sumatera Barat.

Baca juga: 10 Kuliner yang Wajib Dicicipi Jika Berkunjung ke Bukittinggi

Kereta api Sibinuang yang sebelumnya hanya Padang-Pariaman (PP), saat ini menjadi Padang-Naras (PP) dengan keberangkatan empat kali dari Padang dan empat kali dari Naras.

Untuk KA Lembah Anai, yang sebelumnya relasi Kayutanam-Lubuk Alung, menjadi relasi Kayutanam-BIM (PP) dengan keberangkatan dua kali dari Kayutanam, serta dua kali dari BIM.

Kemudian, KA Minangkabau Ekspres, hanya berubah jumlah frekuensi keberangkatannya, dimana sebelumnya hanya 5 kali PP, saat ini menjadi 6 kali PP, atau 12 kali perjalanan dalam sehari.

Sementara itu dalam sisi pengamanan, pihaknya telah bekerja sama dengan jajaran TNI/Polri yang dibagi menjadi beberapa tim dan ditempatkan pada titik tertentu yang diperkirakan rawan untuk keselamatan perjalanan KA, seperti halnya pelemparan batu oleh orang tak bertanggung jawab.

Pengamanan itu terdiri dari internal KAI yaitu Security dan Polsuska, kemudian ditambah dengan Bantuan Keamanan Operasional (BKO) dari jajaran TNI dan Polri, yang akan bersiaga selama masa Angkutan Lebaran untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi penumpang KA.

PT KAI juga menyiapkan tim untuk melakukan pengecekan jalur pada titik rawan seperti perlintasan liar dan bencana alam.

Selain itu, KAI Divre II menyiagakan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) yang dipastikan siap digunakan kapanpun dan dimanapun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com