Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Abdullatif Al Fozan Award: Masjid Al Safar Rancangan Ridwan Kamil Tak Bertentangan dengan Islam

Kompas.com - 02/06/2019, 16:40 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Tim dari Abdullatif Al Fozan Award ikut berkomentar soal kontroversi masjid Al Safar karya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Technical Reviewer Al Fozan, Fuad H Mallick mengatakan, desain masjid Al Safar tak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Hal itu ia sampaikan seusai mewawancarai Ridwan Kamil dan tim dari firma arsitek Urbane di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Minggu (2/6/2019).

"Ini tidak bertentangan dengan Islam. Tidak ada rumus baku mengenai bentuk masjid. Tiap arsitek bisa merepresentasikan dan interpretasi baru diperbolehkan," ujar Fuad


Fuad menilai, kontroversi dalam dunia desain hal biasa. Interpretasi yang keliru semacam itu hanya perlu diluruskan agar tak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat.

"Jadi saya mengerti ada kontroversi. Bahkan di negara saya pun bakal terjadi seperti itu juga. Tapi saya sangat menghargai dan mengerti masalahnya, tapi tidak mengartikan sebagai hal negatif. Jadi ini perkembangan yang sangat biasa, kontroversi ini. Hanya diperlukan penjelasan dari pihak yang terlibat," katanya.

Baca juga: Kontroversi Masjid Al Safar Rancangan Ridwan Kamil di Tol Cipularang

Fuad menambahkan, ia sengaja datang ke Bandung untuk mencari informasi soal tiga karya masjid yang didesain Ridwan Kamil, yakni Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Masjid Al Safar di rest area KM 88 ruas jalan tol Purbaleunyi dan Masjid Raya Sumatera Barat di Padang.


Seperti diketahui, tiga masjid karya Ridwan Kamil masuk dalam nominasi Abdullah Al Fozan Award.

"Saya bukan juri, tapi akan report kepada juri. Misinya mencari data, informasi, dan bertemu arsiteknya untuk menanyakan dua masjid yang di-review. Al Safar dan Al Irsyad," tuturnya.

Ia pun mengapresiasi perkembangan desain masjid di Indonesia yang terus menemui bentuk baru. Menurut dia, hal itu sangat positif dalam dunia desain Islam.

"Saya gembira karena ada arah baru dalam perkembangan bangunan masjid di Indonesia yang tidak secara tradisional yang selalu merepresentasikan hal biasa seperti kubah. Karena ini perkembangan yang sangat baik menandakan bahwa desain masjid tak stagnan dan bisa mendatangkan perubahan dan ide baru yang sehat untuk dunia Islam," jelasnya.


Technical Reviewer Al Fozan, Fuad H Mallick seusai bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama tim Urbane Indonesia membicarakan soal desain masjid yang masuk dalam nominasi Abdullah Alfozan Award di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Minggu (2/6/2019).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Technical Reviewer Al Fozan, Fuad H Mallick seusai bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama tim Urbane Indonesia membicarakan soal desain masjid yang masuk dalam nominasi Abdullah Alfozan Award di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Minggu (2/6/2019).

Sementara itu, Senior Architect & Senior Urban Designer dari Urbane Indonesia Ahmad Tardiyana memaklumi adanya interpretasi lain dari desain masjid Al Safar. Namun, penilaian soal simbol illuminati jelas melenceng dari konsep.

"Tentu saja interpretasi selalu terjadi pada orang awam. Tapi ada interpretasi soal (simbol illuminati) Al Safar tentu tidak seperti itu. Maksud dari awal tak ada hubungannya dengan apa yang disampaikan orang di media sosial," ujarnya.

Ahmad pun berkomitmen, kejadian ini tak akan menyurutkan langkahnya dalam membangun peradaban Islam lewat desain masjid.

"Interpretasi baru ini sangat dihargai. Tapi jangan sampai interpretasi negatif menghentikan pengembangan masjid selanjutnya," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com