Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kakek Derih yang Puluhan Tahun Berjualan Pisang di Trotoar Aceh

Kompas.com - 02/06/2019, 16:04 WIB
Masriadi ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Kulit pria itu mengerut dan membalut rapat tulang kering di sekujur tubuhnya. Tubuh ringkih itu mulai dimakan usia.

Mengenakan pakaian kemeja batik warna cokelat muda, dipadu dengan celana kain warna moka, plus peci, pria itu menatap lalu lalang kendaraan di Jalan Merdeka Utama, Kota Lhokseumawe, Sabtu (1/6/2019). Kakek itu bernama Idris dan akrab disapa Kek Derih.

Pria asal Desa Paya Bili, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, ini ditemani sepeda ontel tua. Matanya nanar menatap puluhan kendaraan aneka model dan merek melintas. Kek Derih pun mengembangkan tikar lusuh seadanya di atas trotoar depan Taman Riyadah, Kota Lhokseumawe. Di usianya yang sudah 80 tahun, Kek Derih harus berjuang demi menyambung hiduo.

Baca juga: Sempat Berpegangan Sebatang Bambu, Seorang Kakek Tewas Terbawa Banjir

Kak Derih menikah pada usia 20 tahun, dan sejak saat itu pula dia berjualan di pinggir trotoar jalan kota yang dulu dijuluki petro dollar itu. Tubuhnya mulai melemah dan nafasnya terlihat tersengal-sengal. Di sepeda itu masih tersisa beberapa sisir pisang barangan.

“Tidak laku semua hari ini,” katanya tersenyum.

Lalu dia pun merapikan sebotol sirup orange ke dalam plastik. Sepulang berjualan, dia membiasakan diri berbelanja untuk kebutuhan rumah tangga bersama sang istri tercinta.

”Saya punya dua anak, satu cowok kerja di Pekanbaru. Penghasilannya juga pas-pasan, satu lagi anak saya cewek, juga tinggal di luar Aceh. Jadi, saya dan istri harus tetap melanjutkan hidup,” katanya.

Bagi Kek Derih, hidup memang sebuah perjuangan. Sejak remaja hingga kini dia berjuang menjalani hidup lebih baik, meski saat ini fungsi alat pendengar dan penglihatan kian menurun.

Kondisi tubuh yang lemah dan penglihatannya sangat terbatas tak membuat Kakek Derih tidak menafkahi istrinya yang masih tetap setia.

Sang istri, Midah, kerap memintanya berhenti berjualan. Begitu pun kedua anaknya. Namun, dia merasa sanggup berusaha. Mengumpulkan rupiah demi rupiah yang tidak seberapa.

"Malu saya meminta-minta. Lebih baik saya berjualan seperti ini. Walau saya selalu dilarang oleh anak dan istri,” terangnya.

Barang dagangannya pun diambil dari bercocok tangan bersama istrinya. Menurutnya, untung yang ribuan rupiah itu membawa berkah. Terpenting ikhlas menjalani hidup.

"Namanya jualan, kadang belum sampai Lhokseumawe barang dagangan saya sudah laku. Saya langsung pulang. Kadang baru sebentar saya gelar dagangan, sudah laku. Kadang tidak laku juga,” katanya tersenyum.

Baca juga: Di Balik Sosok Mbah Arjo, Kakek Berusia 193 Tahun, Temani Presiden Soekarno Ritual hingga Banyak Minum Air Putih

Terkadang dia berjualan mulai dari pisang, sayur ubi, kangkung, daun jeruk purut, ketela, ubi, dan daun pisang.

“Saya hanya jualan setengah hari. Selebihnya di kebun atau di rumah,” katanya.

Senja terus membungkuk. Kek Derih mengayuh sepeda. Melalui jalan aspal membawanya pulang ke rumah. Menatap harapan masa depan, lewat kemandirian, lewat tangan dan usaha.

“Satu doa saya, diberi kesehatan oleh Allah agar terus bisa berusaha,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com