Bukan hal mudah bagi Wally untuk mendirikan sekolah di Papua. Saat itu, status warga negaranya masih tercatat sebagai WNA Amerika.
Banyak prosedur yang menghambat dirinya untuk mewujudkan mimpinya, mendirikan sekolah bagi generasi muda Papua.
"Pasti ada perbedaan yang mendasar, sekarang jauh lebih bebas. Dulu saya punya sekolah bisa (didirikan) di bawah perusahaan ini (MAF Aviation), tapi di imigrasi kalau kita dapat visa itu tidak bisa bekerja untuk dunia pendidikan. Memang saya bisa mendorong untuk bentuk yayasan tapi untuk bisa bebas bergerak dalam pendidikan atau kesehatan itu tidak bisa," katanya.
Sementara itu, untuk merekrut anak-anak di pedalaman, ia bekerja sama dengan misionaris, karena menurutnya cara tersebut cukup efektif untuk mendapatkan anak-anak berpotensi.
Baca Juga: Tujuh Putra Papua Lulus dari Universitas Ternama di Amerika Serikat
Wally datang ke Papua sejak 1977, namun keinginanya untuk menjadi WNI muncul 34 tahun setelahnya atau pada tahun 2011.
Keputusan tersebut mendapat dukungan penuh dari sang istri, Jhon Wiley dan kedua anaknya Josenda Jacinda dan Jared. Meski keluarganya tidak mengikuti jejaknya. Namun, Wally melihat ada kemungkinan hal tersebut akan terjadi.
"Keluarga belum jadi WNI. Istri saya belum tapi dua anak saya ada di sini, termasuk juga cucu saya. Mungkin mereka akan perhatikan keadaan saya. Bagaimana saya setelah jadi WNI, baru mereka ambil keputusan. Tapi mereka semua mendukung saya. Ini prosesnya sudah delapan tahun," kata Wally.
Wally yang kini memiliki empat orang cucu, menganggap apa yang telah ia putuskan tidak lain karena panggilan dari Tuhan.
Ia yang lahir dari keluarga misionaris meyakini bila Tuhan sudah memberikan petunjuk agar ia terus mengabdi di Papua.
"Kembali lagi dari panggilan Tuhan. Ini tempat yang dia kasih. Kalau kami betul-betul ikut Tuhan, dia akan tunjukan dimana tempatnya dan dia akan membagi sebagian hatinya. Jadi Tuhan bagi hati kepada saya untuk cinta Indonesia, khususnya Papua," ucapnya.
Baca Juga: Menunggu 35 Tahun, Kampung di Papua Barat Akhirnya Teraliri Listrik
Wally menyadari ada rasa kecurigaan terhadap dirinya sebagai orang asing dari aparat keamanan karena kedekatannya dengan penduduk asli, terutama di wilayah pedalaman.