Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tercemar, Air Danau Batur Bali Tidak Layak Dikonsumsi Langsung

Kompas.com - 01/06/2019, 12:04 WIB
Rachmawati

Editor

BANGLI, KOMPAS.comDanau Batur mengalami pendangkalan dan kondisi airnya masuk dalam kategori tercemar.

Berdasarkan klasifikasinya, air di Danau Batur masuk dalam kelas II atau tidak layak dikonsumsi.

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli, I Gusti Laksana, Jumat (31/5/2019) membenarkan hal tersebut.

Ia menyebut, pencemaran air Danau Batur disebabkan oleh beberapa hal di antaranya karena keberadaan aktivitas KJA, aktivitas boat di dermaga, hingga aktivitas pertanian di sekitar Danau Batur.

“Termasuk aktivitas pembuangan limbah rumah tangga. Kalau zaman dulu aktivitas rumah tangga di sekitar danau cenderung bisa terfilterasi alami, melalui tanah dan tanaman-tanaman tertentu di pinggiran danau. Sedangkan saat ini pembuangan limbah langsung menuju ke danau,” ucapnya.

Baca juga: Turis Danau Toba Turun, Manajemen Hotel Sebut Biang Keladinya karena Mahalnya Tiket Pesawat

Gusti Laksana mengungkapkan, pengujian terhadap kualitas air Danau Batur selama ini rutin dilakukan.

Pada pengujian terakhir yang dilakukan, terdapat beberapa kandungan tertentu di antaranya pestisida yang disinyalir merupakan imbas dari aktivitas pertanian di sekitar.

Demikian pula sisa oli dan sisa bahan bakar solar dari mesin penyedot air yang disinyalir jumlahnya lebih dari 200 unit.

Selain pengalami pencemaran, kadar oksigen di dalam danau juga cenderung dangkal.

“Berdasarkan pengukuran salah-satu universitas asal Jepang bersama dengan Universitas Udayana tahun 2017, kedalaman Danau Batur di titik tengah yakni 82 meter. Dari kedalaman tersebut, kandungan oksigen hanya 11 meter. Berdasarkan pengukuran itu pula, klasifikasi air di Danau Batur masuk dalam kelas II, atau tidak layak minum,” ucapnya.

Baca juga: Korban Tenggelam di Danau Masjid Terapung Gedebage Ditemukan Tewas

Lebih lanjut dijelaskan, klasifikasi air terbagi ke dalam empat kelas. Pada kelas I, merupakan layak konsumsi namun tetap melalui proses pengolahan. Sedangkan pada kelas II merupakan kategori cemar ringan.

Gusti Laksana menjelaskan, klasifikasi air ini tidak layak minum secara langsung, artinya harus melalui proses terlebih dahulu, mulai dari proses filtrasi serta direbus.

Namun demikian, air yang terkategori kelas II bisa digunakan untuk aktivitas pertanian, peternakan, hingga wisata air.

“Sedangkan terkategori kelas III atau cemar sedang hanya dipakai pertanian atau peternakan. Tidak bisa untuk wisata air. Sedangkan di kelas IV (cemar berat), air masih bisa dipakai untuk pertanian,” jelasnya.

Gusti Laksana menambahkan, selama ini masyarakat di sekitar danau tidak ada yang memanfaatkan air Danau Batur untuk dikonsumsi secara langsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com