Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Desa Keyongan, Tempat Sunan Kalijaga Temukan Kayu untuk Tiang Masjid

Kompas.com - 01/06/2019, 05:00 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Sebuah perkampungan terpencil di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menjadi saksi bisu sepak terjang salah satu tokoh Walisongo, Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati berkualitas untuk tiang Masjid Agung Demak.

Desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, itu bermukim di tengah-tengah kawasan hutan yang masih asri.

Ya, desa yang dihuni sekitar 5.880 jiwa penduduk itu, yakni Desa Keyongan. Permukiman yang masuk wilayah Kecamatan Gabus ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan dengan jarak tempuh sekitar 2 jam perjalanan darat dari Kota Purwodadi, Grobogan.

Nama "Keyongan" merupakan pemberian Sunan Kalijaga. Keyongan diambil dari kata dasar keong (Pila ampullacea), yakni sejenis siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar Asia tropis, seperti di sawah, aliran parit, serta danau.

Dari mitologi masyarakat setempat, hewan bercangkang itu dahulunya banyak bermunculan di setiap sudut desa tersebut. Kemunculan habitat keong itu tak lepas dari peran Sunan Kalijaga di sela perburuannya mencari kayu jati berkualitas untuk penyangga atau tiang Masjid Agung Demak. 

Baca juga: 300 Tenda Warna-warni Ramaikan Itikaf di Masjid Habiburrahman Bandung

Kala itu Sunan Kalijaga tertarik untuk mencari kayu jati di wilayah Kabupaten Grobogan. 

Pilihannya tertuju ke Kabupaten Grobogan karena saat itu kawasan hutan di sana terkenal akan kualitas jatinya yang berbobot.

Dari situlah, langkah kaki Sunan Kalijaga akhirnya terhenti di hutan di wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Keyongan.

"Nah, saat itu Sunan Kalijaga kesulitan mencari sumber air untuk berwudhu. Atas doanya kemudian muncul sumber air yang perlahan banyak ditumbuhi tanaman sambeng. Lokasi itu menjadi sendang yang dinamai sendang sambeng. Perlahan pula banyak bemunculan keong di desa hingga akhirnya dinamai desa Keyongan," terang Kepala Desa Keyongan, Budi Hartono saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/5/2019).

Tatal

Di kawasan hutan jati di wilayah Desa Keyongan, Sunan Kalijaga berhasil menemui beberapa pohon kayu jati berukuran besar yang berkualitas tinggi. 

Gunung kuncup, Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (31/5/2019‎)KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Gunung kuncup, Desa Keyongan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (31/5/2019‎)

Hanya saja, karena saat itu tidak ada akses yang memadai untuk memboyongnya ke wilayah Kesultanan Demak, Sunan Kalijaga lantas lebih memilih mengumpulkan serpihan-serpihan kayu jati tersebut.

"Tidak ada sungai besar untuk menghanyutkan kayu jati berukuran besar tersebut, sehingga Sunan Kalijaga hanya membawa serpihan-serpihan kayu jati itu atau tatal. Jadi, salah satu tiang utama Masjid Agung Demak terbuat dari serpihan-serpihan kayu jati dari sini. Hasil karya Sunan Kalijaga dengan kelebihannya. Kayu jati asal sini atau pegunungan Kendeng selatan memang berkualitas," kata Budi.

Sebagaimana diketahui, Masjid Agung Demak merupakan salah satu situs bersejarah yang penting dalam sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa.

Masjid yang didirikan oleh Raden Fatah pada sekitar 1401 atau abad ke-15 ini menjadi pusat berkumpulnya para Wali Songo ketika mengawali penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Baca juga: Masjid Musafir, Tempat Singgah Favorit Pemudik di Gresik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com