Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik 25 Orang di NTT Batal Jadi TKI, Beternak Sapi hingga Penghasilan 3 Juta Per Bulan

Kompas.com - 31/05/2019, 18:34 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

Seiring berjalannya waktu, Dominggus yang juga pernah merantau ke Makasar, Sulawesi Selatan dan Jakarta itu, bersepakat bersama anggotanya mengembangkan usaha ternak khusus penggemukan sapi.

Dirinya memulai dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Usahanya yang digeluti kelompoknya itu akhirnya berbuah hasil, karena saat ini mereka telah memelihara 250 ekor sapi.

Baca Juga: Lagi, 2 TKI Asal NTT Meninggal di Malaysia

3. Menggemukkan sapi dalam waktu tiga bulan

Kegiatan workshop di Gedung Student Center, Politani Negeri Kupang, dihadiri oleh perwakilan dari Universitas Adelaide-Australia, Politani Kupang, Universitas Nusa Cendana Kupang, Bappedda, Dinas Pertanian, LSM, kelompok tani, pengelola usaha, dan Crawford Fund dari Australia.

Dominggus pun menceritakan, program penggemukan sapi yang dilakukannya hanya butuh waktu tiga bulan. Selama tiga bulan, berat sapi naik menjadi 300 kilogram.

Keberhasilan itu membuat warga lainnya akhirnya berbondong-bondong ingin bergabung.

Sekarang jumlah anggota kelompok mereka telah mencapai 200 orang. Ratusan anggota kelompok itu, sebut Dominggus, bukan hanya fokus mengembangkan ternak sapi, tapi juga ternak lainnya seperti babi dan ayam.

"Khusus untuk anggota kelompok yang laki-laki konsen mengurus sapi. Sedangkan yang perempuan mengurus babi dan ayam," kata Dominggus.

Baca Juga: Viral Jual "Seafood" Terlalu Mahal, Pemilik Warung Lesehan: Ada Rupa Ada Harga

4. Menjadi rujukan daerah lain, termasuk Timor Leste

Pedagang melayani pembeli di Pasar Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (4/5/2019). Harga daging sapi melonjak dari dari Rp 120.000 per kilogram menjadi Rp 170.000 per kilogram.KOMPAS.com/MASRIADI Pedagang melayani pembeli di Pasar Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (4/5/2019). Harga daging sapi melonjak dari dari Rp 120.000 per kilogram menjadi Rp 170.000 per kilogram.

Keberhasilan usaha kelompok tani Dominggus itu telah tersiar ke mana-mana. Bahkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, sebelum dilantik menjadi gubernur pernah berkunjung ke lokasi usahanya itu.

Bahkan kelompok tani asal Negara Timor Leste, juga pernah melakukan studi banding ke kelompok tani tersebut.

"Baru-baru ini ada kelompok tani dari Timor Leste yang datang belajar cara bertani dan beternak di kelompok kami. Saat mereka datang, kami semua menangis karena terharu lantaran yang kami lakukan ini hanya biasa saja tapi kok orang lain mau belajar," ujar Dominggus.

Kunjungan dari pihak lain menjadi motivasi untuk kelompoknya agar terus mengembangkan usaha.

Ke depannya, pihaknya akan membuka diri untuk semua pihak yang mau belajar dan mereja juga berencana belajar ke dinas terkait atau kelompok yang lain di NTT.

Baca Juga: Warga NTT yang Tewas Diterkam Buaya di Malaysia Berstatus TKI Ilegal

5. Memasok daging sapi untuk Jakarta

Aktivitas di pasar hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang.Kompas.com/ Syahrul Munir Aktivitas di pasar hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com