Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta KA Lodaya Solo-Bandung Anjlok, akibat Badan Rel Turun hingga Penumpang Tertidur di Lorong Kereta

Kompas.com - 31/05/2019, 13:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insiden anjloknya Kereta Api (KA) Lodaya tambahan Solo Balapan-Bandung di kilometer 193-192 membuat keterlambatan sejumlah KA lainnya.

Selain itu, sejumlah KA juga dialihkan ke jalur lain selama KA Lodaya yang anjlok tersebut dievakuasi.

Pihak KAI mengungkapkan permintaan maaf atas insiden tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, insiden KA Lodaya tambahan ini terjadi karena badan rel kereta turun.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. KA Lodaya Solo-Bandung anjlok, 95 penumpang dievakuasi

KA Lodaya melintasi kawasan tanggul penahan Lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (23/5/2017).KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA KA Lodaya melintasi kawasan tanggul penahan Lumpur Lapindo di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (23/5/2017).
Kereta Api (KA) Lodaya tambahan Solo Balapan-Bandung anjlok di kilometer 193-192 antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg, Rabu (29/5/2019) pukul 16.30 WIB.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop 2 Bandung), Noxy Citrea mengatakan, seluruh penumpang sudah dievakuasi menggunakan rangkaian di depannya yang tidak terdampak.

Penumpang dievakuasi menuju Stasiun Nagreg, kemudian dilanjutkan menuju Stasiun Bandung pukul 19.18 WIB.

“Di kereta tersebut (yang anjlok) ada 95 penumpang,” ujar Noxy, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/5/2019).

Baca Juga: Kereta Api Solo-Bandung Anjlok, 95 Penumpang Dievakuasi

2. Penyebab anjloknya KA Lodaya

Ilustrasi kereta apiKOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Ilustrasi kereta api

Menhub Budi menyebutkan, insiden yang dialami KA Lodaya tambahan ini terjadi karena badan rel kereta turun.

Kondisi ini menyebabkan posisi rel berpindah dari letak sebelumnya dan jalur tersebut tidak bisa dilalui sementara waktu.

"Penyebabnya penurunan. Di daerah Garut, Tasikmalaya itu daerah pegunungan. Banyak rel KA di lereng-lereng bukit. Kalau volume air tinggi dan kecepatan tinggi itu bergetar. Kalau ada hujan membuat itu anjlok," ucapnya.

"Sebelum libur saya sampaikan selalu waspada," sambung Budi.

Sebelumnya diberitakan, memasuki H-6 Lebaran perjalanan KA Lodaya Tambahan dari Solo Balapan menuju Bandung mengalami gangguan dalam perjalanan.

Baca Juga: KA Lodaya Anjlok, Menhub Minta PT KAI Diperhatikan 2 Hal

3. Pasca-insiden KA Lodaya, Menhub ingatan dua hal untuk PT KAI

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan kesiapan mudik di wilayah Nagreg, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Rabu (29/5/2019).KOMPAS.com/MURTI ALI LINGGA Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan kesiapan mudik di wilayah Nagreg, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Rabu (29/5/2019).

Menhub Budi mengungkapkan dua faktor yang harus diperhatikan manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) pasca-anjloknya KA Lodaya tambahan pada Rabu (29/5/2019) malam.

"Dua mesti diperhatikan, satu kejadian di Garut sampai Tasikmalaya, kedua adalah banjir," kata Budi, kepada wartawan di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (30/5/2019).

Budi mengatakan, informasi yang diperolehnya bahwa perbaikan atas rel kereta yang dilalui sudah dilakukan.

Baca Juga: KA Anjlok di Nagreg, Kereta dari Bandung ke Jateng atau Jatim Dialihkan Lewat Jalur Utara

4. PT KAI minta maaf

Petugas PT KAI Daop 5 mengecek jalur KA, baru-baru ini.KOMPAS.com/DOK PT KAI DAOP 5 Petugas PT KAI Daop 5 mengecek jalur KA, baru-baru ini.

PT KAI segera meminta maaf atas insiden KA Lodaya tambahan jurusan Solo-Bandung tersebut.

"Pertama-tama atas nama perusahaan, kami memohon maaf atas terjadinya gangguan perjalanan KA Lodaya Tambahan di antara Stasiun Lebakjero dan Stasiun Nagreg," kata Noxy Citrea, dalam keterangannya.

Noxy mengatakan, seluruh penumpang dievakuasi menggunakan rangkaian di depannya yang tidak anjlok untuk menuju Stasiun Nagreg dan kemudian dilanjutkan menuju Stasiun Bandung.

Baca Juga: KA Lodaya Anjlok, KAI Minta Maaf

5. Dampak insiden anjloknya KA Lodaya di Nagreg

Ilustrasi gerbong kereta apiKOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Ilustrasi gerbong kereta api

Akibat anjolknya KA Lodaya, PT KAI mengalihkan rute kereta api (KA) dari arah Bandung menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui jalur utara.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto mengatakan, perjalanan KA dari arah Bandung menuju ke Jateng dan Jatim dialihkan melewati jalur Bandung-Cikampek-Cirebon-Purwokerto. Selanjutnya langsung ke Kroya untuk kembali ke jalur selatan.

"Dikarenakan ada gangguan perjalanan KA Lodaya Tambahan relasi Solo-Bandung sekitar pukul 16.30 WIB, di antara stasiun Lebakjero -Nagreg, maka beberapa KA dari Bandung menuju Jateng dan Jatim dialihkan melewati jalur utara," kata Supriyanto melalui keterangan tertulis, Rabu (29/5/2019) malam

Baca Juga: Harga Tiket Rp 21 Juta, Menhub Akan Tegur Garuda dan Traveloka

6. PT KAI tawarkan dua pilihan kepada penumpang

ilustrasi kereta apiShutterstock ilustrasi kereta api

Manajamen KAI Daop 2 Bandung memberikan pilihan kepada penumpang berupa pengembalian biaya secara penuh atau melanjutkan perjalanan kereta api dengan pola operasi memutar.

Sementara untuk kereta dari arah timur yang tertahan di Stasiun Cibatu yaitu KA Argo Wilis dari Surabaya menuju Bandung dan KA Pangandaran dari Banjar menuju Bandung, penumpangnya dialihkan menggunakan bus untuk menuju Bandung.

Saat ini ada 6 kereta yang pola operasinya akan memutar yaitu KA Malabar dari Bandung menuju Malang, KA Mutiara Selatan dari Bandung menuju Malang, KA Lodaya dari Bandung menuju Solo Balapan, KA Kahuripan dari Kiaracondong menuju Blitar, KA Turangga dari Bandung menuju Surabaya, dan KA Lodaya Tambahan dari Bandung menuju Solo Balapan.

“Kereta Turangga adalah kereta pertama yang akan memutar menuju jalur utara dari Stasiun Bandung,” pungkas Noxy.

Baca Juga: Dampak KA Lodaya Anjlok, Kereta Terlambat di Madiun hingga 7 jam

7. Penumpang tidur di lorong gerbong kereta

Sejumlah penumpang tertidur di lorong kereta api lokal Purwakarta-Cibatu, Rabu (30/5/2019) malam. Anjloknya kereta Lodaya Tambahan Solo Balapan-Bandung, membuat kereta lokal hanya bisa melakukan perjalanan hingga Cicalengka.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Sejumlah penumpang tertidur di lorong kereta api lokal Purwakarta-Cibatu, Rabu (30/5/2019) malam. Anjloknya kereta Lodaya Tambahan Solo Balapan-Bandung, membuat kereta lokal hanya bisa melakukan perjalanan hingga Cicalengka.

Salah satu penumpang bernama Dani Darmawan mengatakan, perjalanannya dari Cikudapateuh ke Cimekar normalnya membutuhkan waktu 32 menit atau seharusnya tiba pukul 20.50 WIB.

Akan tetapi, karena keterlambatan dan lamanya persilangan, ia baru sampai lewat pukul 22.00 WIB di Cimekar.

“Seharusnya pergi pukul 20.18 WIB dari Stasiun Cikudapateuh, tapi terlambat sekitar 1 jam. Perjalanan pun lebih lama karena persilangan,” ujar Dani kepada Kompas.com, Rabu malam.

Dampaknya, penumpang kereta lokal jadi kelelahan. Kereta yang biasanya tidak penuh pada jam tersebut, kini menjadi penuh.

Bahkan, banyak penumpang yang tidak mendapatkan tempat duduk. Akhirnya mereka duduk di lorong gerbong kereta. Namun, lebih lamanya perjalanan kereta membuat mereka tertidur.

Bade (mau) ke Cibatu (Garut). Kata petugas informasi (stasiun), karena ada yang anjlok, kereta ngan dugi (hanya sampai) Cicalengka, enggak sampai ke Cibatu,” ucap salah satu penumpang, Parman (42).

Baca Juga: Cerita Penumpang Terdampak Kereta Anjlok, Bingung hingga Tidur di Lorong Kereta

Sumber: KOMPAS.com (Reni Susanti, Murti Ali Lingga, Fadlan Mukhtar Zain, Muhlis Al Alwi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com