Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Wafer Superman Indonesia Menang Melawan DC Comics

Kompas.com - 29/05/2019, 18:21 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

 

SURABAYA, KOMPAS.com - PT Marxing Fam Makmur, perusahaan Food and Beverage asal Surabaya, menang melawan DC Comics, perusahaan komik asal Amerika Serikat (AS) yang terkenal dengan tokoh macam Superman, Batman, Wonder Woman, hingga The Flash itu terkait sengketa penggunaan merek "Superman".

Kuasa hukum PT Marxing Fam Makmur Fajar Nugraha mengatakan, awal mula terjadi sengketa merek Superman dengan DC Comics terjadi saat perusahaan komik asal AS mendaftarkan mereknya di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 2017 lalu.

"DC Comics mencoba mendaftarkan mereknya di DJKI tahun 2017, namun ditolak," kata Fajar melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Rabu (29/5/2019).

Baca juga: DC Comics Gagal Batalkan Merek Superman Milik Perusahaan Indonesia

Sebab, jauh sebelum itu, tepatnya pada 1993 silam, PT Marxing Fam Makmur telah mendaftarkan mereknya, yakni Wafer Cokelat Superman atau Wafer Superman Indonesia, ke Kementerian Hukum dan HAM.

"Sehingga DC Comics memutuskan untuk membawa permasalahan tersebut ke jalur hukum," ujarnya.

DC Comics menggugat PT Marxing Fam atas penggunaan merek Superman pada 2017 lalu di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor perkara 17/Pdt.Sus-HKI/Merek/2018/PN Niaga Jkt.Pst pada Selasa, 3 April 2018.

Hingga, perkara perdata khusus kekayaan intelektual merek itu berlanjut pada tingkat kasasi di Mahkamah Agung.

Sesuai salinan putusan MA yang turun beberapa waktu lalu, PT Marxing Fam dinyatakan menang melawan DC Comics, perusahaan komik asal AS itu.

Baca juga: Strategi Nissan Hadapi Persaingan dengan Merek China

Mahkamah Agung berpendapat jika permohonan kasasi yang diajukan oleh DC Comics tidak dapat dibenarkan.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah benar dan tepat menerapkan hukum, dengan pertimbangan:

1. Bahwa gugatan penggugat kabur dan tidak jelas karena menggabungkan/kumulasi dari pembatalan merek "Superman" dan pencoretan permintaan pendaftaran merek "Superman".

2. Bahwa penerima kuasa telah melakukan perbuatan yang melebihi kewenangan yang diberikan oleh DC Comics di mana kuasa hukum tidak diberikan kuasa untuk melakukan permintaan diterbitkannya sertifikat baru atas nama DC Comics.

Bahwa dengan adanya putusan Mahkamah Agung tersebut maka menjadi jelas dan tegas jika PT Marxim Fam Makmur merupakan pihak yang berhak memakai dan menggunakan merek "Superman" di Indonesia.

Dua poin di atas, menurut Fajar, menjadi alasan kuat mengapa perusahaan kliennya memenangi perkara hukum perdata khusus itu.

"Sebetulnya sih hakim di Mahkamah Agung membenarkan putusan yang diputus oleh hakim di Pengadilan Niaga Jakarta. Pada prinsipnya, dua poin itu tadi," ucap Fajar.

Ia menegaskan, merek pada Wafer Superman Indonesia tidak ada kaitannya dengan DC Comics yang memiliki tokoh kartun Superman.

PT Marxing Fam, kata Fajar, mendaftarkan mereknya sesuai produk, yakni kelas 30 dan 34 dengan kategori atau jenis makanan, seperti wafer, biskuit, dan cokelat.

Merek Superman tersebut didaftarkan pada 1993 dan telah diperbaharui setiap 10 tahun atau sudah tiga kali dilakukan pembaharuan.

Saat didaftarkan ke DJKI Kementerian Hukum dan HAM pada 1993, imbuh Fajar, tidak ada bantahan. Sehingga, setelah melewati masa bantahan otomatis sertifikat merek terbit.

"Dan itu (sertifikat) kita jadikan sebagai lampiran bukti-bukti karena sampai saat ini sertifikat merek masih berlaku," ujar dia.

Menurut Fajar, secara penyebutan produk Wafer Superman Indonesia dengan tokoh komik Superman memang sama. Namun, secara etiket, logo, produk hingga kelas, berbeda.

Ia menyebut merek Superman milik PT Marxing Fam sama sekali tidak ada hubungannya dengan DC Comics, karena Superman di DC Comics merupakan tokoh kartun.

"Ini kan ada jeda waktu sekian lama ya gitu. Kenapa pada tahun 2017 baru dipermasalahkan," kata dia.

Lagipula, produk Wafer Superman Indonesia sudah banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia dan sudah beredar sebelum 1993 di mana merek tersebut sudah terdaftar dan memiliki sertifikat.

"Jadi kalau ditanya kepada orang pada umunya, 'tahu Wafer Superman? Pasti tahu. Karena di masa kecil wafer ini jadi legendaris," tutur Fajar.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, Wafer Superman Indonesia telah diproduksi dan dipasarkan di Indonesia sejak lama dengan tingkat konsumsi yang tinggi dan merupakan salah satu produk legendaris di Indonesia.

Ia mengaku, sebelum atau setelah putusan ini terbit, tidak berpengaruh terhadap produk Wafer Superman Indonesia tersebut.

Fajar juga menambahkan, setelah memenagi perkara melawan DC Comics, perusahaan kliennya belum memiliki rencana untuk memperluas mereknya dengan produk makanan lain.

Alasannya, dari awal merek Superman tersebut memang difokuskan pada wafer cokelat lantaran merek tersebut sudah melekat pada Wafer Superman Indonesia.

"Kalau untuk rencana ke depan, sepengetahuan kita sebagai kuasa hukum belum ada ke arah sana," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com