"Senang, bisa ketemu teman-teman dari sekolah lain meski beda agama," ujar Restu Abdul Hakim, salah satu siswa MI Islamiyah, saat ditemui di lokasi.
Sementara itu, menurut Restu, pertemanan dengan anak-anak di sekolah lain, termasuk dengan siwa non-Muslim sangat berkesan.
"Harapannya masih bisa terus berteman," ujar Restu. Hal senada diungkapkan Meidelin, siswi SD Kristen Wijana, Jombang.
"Ternyata asyik punya teman banyak," ujarnya.
Baca Juga: Soal Tolak Wisata Halal, Wagub NTT: Semata-mata untuk Menjaga Toleransi yang Sudah Baik
Kepala Sekolah SDK Petra, Riri Nurini Setia Ningrum, mengatakan, pertemuan antara siswanya dan siswa dari sekolah lain, termasuk dengan MI Islamiyah, bisa membangun toleransi di kalangan anak didiknya.
Menurut dia, kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Kabupaten Jombang selama ini sudah terjaga dengan baik. Situasi itu, kata Riri, perlu tetap dirawat dan perlu dibangun sejak usia dini.
"Harapan kami, toleransi itu ada sejak usia dini. Makanya, kami berkumpul di sini untuk memupuk rasa toleransi itu kepada anak-anak," ujar Riri.
Senada, Kepala SD Kristen Wijana Jombang Yuliana Sriwahyu Ningsih mengatakan tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat melihat anak-anak berbeda agama bisa berkumpul dan bermain bersama.
"Lewat acara yang penuh persaudaraan ini, bisa membangun persatuan, anak-anak menghargai sebuah perbedaan, dan itu akan berguna bagi anak-anak di masa depan," kata Yuliana.
Lalu, menurut Kepala MI Islamiyah Muhammad Sholihun Nadir, pertemuan antara siswanya dan anak-anak dari SD Kristen Petra diharapkan bisa menjadi modal untuk meneguhkan persatuan dan kesatuan antarelemen bangsa.
Baca Juga: Kisah Toleransi Dosen yang Sediakan Makanan untuk Mahasiswa yang Puasa
Sumber: KOMPAS.com (Moh. Syafií)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan