Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dariyanti, Hidup Sebatang Kara dengan Stroke hingga Alami 2 Kali Mati Suri

Kompas.com - 29/05/2019, 05:55 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Jalannya sedikit berjingkat jingkat ketika Kompas.com menyambangi rumah dari kayu yang mulai reyot dan tak terawat di Gang Semak Kelurahan Ketanggi Kabupaten Ngawi Jawa Timur tersebut.

Meski suaranya sedikit agak cadel dan sulit dipahami, namun dia mempersilahkan kompas.com yang didampingi Surati, tetangganya, masuk kerumahnya yang tertutup pintu kere (pintu membuka keluar yang tingginya separuh pintu utama).

Dariyanti (50), pemilik rumah, berusaha bangun dari dipan kayu yang berserakan beberapa pakaian, bungkusan makanan kering dan botol makanan.

Di samping dipannya terdapat meja kaca yang bagian bawahnya telah dipenuhi sarang laba laba, diatasnya tergeletak mie kering dan kardus bingkisan Lebaran.

Baca juga: Kisah Toleransi Murid-murid SD Kristen yang Jadi Tuan Rumah Buka Puasa Siswa Madrasah

Warga sekitar biasa memanggil dengan sebutan Wawuk. Jalannya memang tak lagi sempurna. Sejak jatuh di rumah bagian belakang yang difungsikan sebagai kamar mandi, Dariyanti berjalan agak pincang.

Warga menduga Dariyanti menderita serangan stroke ringan. Tinggal sebatang kara dengan kondisi terserang stroke membuat kondisi rumah Dariyanti sangat memprihatinkan.

“Jatuh mau mandi kemarin. Punggung saya suka sakit,” ujarnya terbata-bata kurang jelas.

Ditinggal ibu dan kakak secara mendadak

Di rumah dari berdinding kayu tersebut sebelumnya Dariyani tinggal bersama ibu dan kedua saudaranya.

Surati, salah satu tetangga Dariyanti mengatakan, ayah Dariyanti telah lama meninggal. Dariyanti tinggal sendiri sejak Kakak dan ibunya mengalami kecelakaan tersengat listrik saat mengambil jemuran pada tahun 2016 lalu.

“Yang tersengat itu Genti saat ambil jemuran, ibunya mau menolong tapi malah keduanya meninggal,” ujarnya.

Baca juga: 4 Fakta Video Viral Bripka Herman, Cerita Sedih Ditinggal Ayah Ikut Aksi 22 Mei hingga Mimpi Terwujud

Mengetahui ibu dan kakaknya meninggal, Budi, anak paling bungsu, kemudian mengalami gangguan kejiwaan. Hingga saat ini tidak diketahui keberadaan Budi.

Sejak saat itu Dariyanti hidup sebatang kara dengan berharap kebaikan tetangga untuk kebutuhan makan.

“Sebelum kena stroke Wawuk ini kalau pagi bersih bersih sama jalan jalan di sekitar sini. Kadang sama tetangga diberi uang untuk beli makanan,” imbuh Surati.

Pernah mati suri dua kali

Hidup sebatang kara dan menderita stroke, Dariyanti hanya bisa bergantung kepada bantuan tetangga untuk bertahan hidup. Dariyanti juga pernah mengalami mati suri sampai 2 kali, namun hidup kembali setelah dimandikan.KOMPAS.com/SUKOCO Hidup sebatang kara dan menderita stroke, Dariyanti hanya bisa bergantung kepada bantuan tetangga untuk bertahan hidup. Dariyanti juga pernah mengalami mati suri sampai 2 kali, namun hidup kembali setelah dimandikan.
Pasca-terkena stroke, Daryanti dikabarkan mengalami mati suri. Bahkan menurut Surati Dariyanti sudah dimandikan layaknya orang yang sudah meninggal.

Namun usai dimandikan Dariyanti justru bergerak dan hidup lagi. “Kejadiannya seminggu yang lalu, sudah dimandikan tapi hidup lagi,” ucap Surati.

Baca juga: Kisah Aldi, Sempat Tak Diluluskan, Kini Berjuang Kumpulkan Uang agar Bisa Kuliah di Fakultas Hukum

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com