Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Jamur Tempe, Siswa SMK Ciptakan Alat Pengolah Air Limbah Ramah Lingkungan

Kompas.com - 27/05/2019, 10:37 WIB
Muhlis Al Alawi,
Rachmawati

Tim Redaksi

Septa mengatakan IPAL mini buatan tiga siswanya menerapkan empat prinsip dengan mengelola limbah menjadi bersih dan bermanfaat.

Pertama, siswanya membuat sebuah bak wadah yang berfungsi pengendapan atau sedemintasi. Secara fisika ketika ada kotoran limbah air, maka lama kelamaan akan menjadi partikel dan larut ke bawah.

"Kalau mengandalkan cara itu butuh waktu lama. Maka bisa distimulus dengan cara kedua, yakni dipasang tawas pengikat partikel," kata Septa.

Baca juga: Ribuan Ikan di Magetan Mati, Diduga Sungai Tercemar Limbah Pabrik Tahu

Selanjutnya, mereka memanfaatkan jamur tempe yang terdiri dari senyawa lemak, mentega dan minyak. Maka limbah yang berminyak hingga lemak dapat diuraikan oleh jamur tempe.

Tahapan ketiga adalah proses sedimentasi. Air bak pertama dialirkan ke bak berikutnya yang bernama filtrasi. Air harus disaring karena dimungkinan ada partikel besar yang masih lolos sedimentasi. Difiltrasi alami mengggunakan pasir, kerikil, hingga arang.

Setelah filtrasi, dilakukan aerasi yakni pencampuran oksigen luar ke dalam air agar tidak berbau dan kondisi oksigen terlarut di dalamnya menjadi tinggi. Tetapi biasanya proses aerasi memakai alat bantu yang mahal.

"Tetapi disini diakali dengan pengeluaran air yang dilubangi kecil seperti semprotan. Begitu air turun semprot ke bawah, maka otomatis terjadi pemecahan air. Untuk itu dibuatkan miniatur jendela untuk sirkulasi udara bertahan disitu sehingga mengkonkritkan proses aerasi dalam pengolahan limbah," kata Septa.

Baca juga: Pengelola Bantah Limbah Pabrik Bakso dan Nugget Timbulkan Bau Tak Sedap di Permukiman Warga Depok

Air yang keluar dari IPAL mini, bisa dimanfaatkan langsung untuk tanaman organik dan pemeliharaan ikan. Untuk rumah lahan terbatas, IPAL mini tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal seperti bercocok tanam dengan cara hidroponik sekaligus untuk memelihara ikan

Septa menambahkan, saat memberikan penilaian karya tiga siswanya, juri menilai IPAL mini sangat tepat teknologi dan manfaatnya bisa dirasakan oleh semua golongan masyarakat.

Septa menyatakan, teknologi IPAL mini bisa dikembangkan untuk IPAL industri besar. Hanya saja perlu dimodifikasi dan penyesuaian pengembangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com