Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Serahkan 10 Senjata Api ke TNI, Digunakan Saat Kerusuhan Ambon 1999-2003

Kompas.com - 27/05/2019, 06:21 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Sebanyak 10 pucuk senjata api organik dan rakitan diserahkan warga kepada aparat TNI Satgas Yonif 731 Kabaresi, Kodam XVI Pattimura dalam sepekan terakhir.

Sepuluh pucuk senjata yang diserahkan warga itu terdiri dari empat senjata api organik buatan Amerika yakni SKS kaliber 7, 62, Jungle Carbine kaliber 7.62, Winchester M-70 Kaliber 7.62 mm, dan Tomsong kaliber 9 no jat 301469 kaliber 4.45 ACP (11 mm).

Keempat senjata tersebut adalah jenis senjata standar laras panjang

Adapun enam pucuk senjata api lainnya yang diserahkan warga merupakan senjata api rakitan.

Baca juga: 3 Polisi Tertembak Senjata Api Rakitan Saat Amankan Kerusuhan di Pontianak

"Dalam sepekan ini kami telah mengamankan 10 pucuk senjata api dari tangan warga, diantaranya empat senjata organik dan enam senjata rakitan laras panjang dan pendek,"kata Danki Satgas SSK-IV Yonif 731/Kabaresi, Lettu Infanteri Vicodey B Andries kepada Kompas.com, Minggu (26/5/2019) malam.

Selain 10 pucuk senjata api, warga juga ikut menyerahkan 132 amunisi berbagai kaliber, satu buah granat tangan organik dan satu mortir kepada pihaknya dalam sepekan terakhir.

"Ada juga 132 munisi, satu buah granat dan mortir yang diserahkan kepada kami,"ujarnya.

Dia menyebut 10 pucuk senjata, amunisi serta granat itu diserahkan warga secara sukarela kepada TNI setelah pihaknya melakukan pendekatan dengan warga.

Baca juga: SAR Ambon Siapkan Pengamanan Khusus Mudik Lebaran Jalur Laut

 

Menurutnya senjata tersebut pernah digunakan warga saat konflik kemanusiaan berkecamuk di Maluku pada tahun 1999-2003.

"Warga menyerahkan 10 pucuk senjata api dan munisi ini secara sukarela kepada kami. Senjata ini diduga telah digunakan pada saat konflik sosial di Ambon tahun 1999 silam," Jelasnya.

Dia mengungkapkan kesadaran warga untuk menyerahkan senjata-senjata tersebut kepada TNI karena warga tidak ingin lagi hidup dalam bayang-bayang konflik di masa lalu.

Menurut Andries selama menjalankan tugas BKO di Ambon pihaknya selalu berbaur dengan warga dan mengingatkan mereka untuk hidup damai serta tidak menyimpan senjata api karena hal tersebut sangat dilarang.

Baca juga: Polisi: Tidak Ada Pergerakan Massa dari Ambon ke Jakarta untuk Aksi 22 Mei

 

Pihaknya juga selalu menggelar kegiatan sosial dan keagamaan di tengah masyarakat

"Selama bertugas di Kota Ambon, kami berusaha untuk berbaur dengan berbagai macam kalangan, serta memberikan pandangan tentang bahaya menyimpan senjata api, alhasil ada dampak positif, yakni dengan sendirinya masyarakat menyerahkan Senpi yang disimpan selama belasan tahun," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com