Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Aldi Setelah Diluluskan, Kuliah di Fakultas Hukum untuk Bela yang Tertindas

Kompas.com - 27/05/2019, 06:00 WIB
Fitri Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

Pihak LPMP melihat tidak ada yang salah tidak ada yang benar dalam kasus Aldi, tetapi apa yang terjadi dalam kasus tersebut menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

Divisi Advokasi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB, Joko Jumadi menegaskan bahwa sekolah ramah anak itu memang sulit diterapkan di NTB, karena tidak semua pihak di sekolah tersebut memahami bagaimana menciptakan sekolah ramah anak.

"Saya melihat banyak program pemerintah terkait sekolah ramah anak hanya jargon saja, salah satu contohnya pada kasus Aldi ini. Kasus ini salah satu indikator sekolah ramah anak, bagaimana sebuah aturan yang ada di sekolah dibuat partisipatif dengan melibatkan siswa, Kasus di SMA1 Sembalun ini adalah contoh dimana peraturan sekolah yang sifatnya masih belum partisipatif," kata Joko.

Joko melihat Dikbud sendiri belum memahami secara jelas apa itu sekolah ramah anak, termasuk kebijakan soal sekolah ramah anak masih setengah hati.

Dia mencontohkan, masih adanya anak yang dikeluarkan dari sekolah, tetapi sampai hari ini tak ada aturan yang dibuat Dikbud untuk mengatur soal bagaimana ketika ada anak bermasalah atau anak nakal.

Semua persoalan itu diselesaikan sesuai tata tertib sekolah. Sementara tata tertib sekolah tidak memiliki kekuatan hukum, sehingga selalu ada masalah ketika ada sekolah yang menerapkan peraturan tanpa memiliki perspektif anak.

"Saya melihat sistem pendidikan kita adalah sistem pendidikan yang tidak mengakomodir perubahan yang terjadi di anak anak," kata Joko.

Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, Sadikin Ali mengakui bahwa dirinya tidak bisa sendirian dalam menerapkan tata tertib dan kedisiplinan di sekolah, mengawasi 250 anak anak di SMA yang dipimpinnya bukan hal mudah.

"Dengan kasus Aldi, menajdi pelajaran kita bersama, saya mohon dibantu oleh para orang tua siswa, memberi masukan masukan yang positif untuk pengembangan sekolah ini," kata Sadikin.

Sadikin melihat bahwa kasus Aldi memberi banyak pelajaran dan hikmah, bahwa sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, apa yang bisa dia banggakan atau prestasi apa yang bisa dibanggakan kalau tidak dibangun bersama dengan kedisiplinan yang tinggi.

"Dengan kejadian seperti ini, jangankan tingkat daerah, tingkat nasional, tingkat dunia pun memperhatikan Sembalun, ini mungkin hikmahnya. Banyak yang mengenal SMAN 1 Sembalun dan memberi bantuan untuk kemajuan sekolah pinggiran ini, saya mengambil sisi positifnya dari peristiwa ini," kata Sadikin.

Perjalanan panjang akan ditempuh Aldi di perjuangan berikutnya, semua pihak menyarankan agar Aldi bisa tetap mengejar cita citanya dan memburu ilmu sampai manapun.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com