Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Petugas yang Harus Siaga, Dikira Massa Sudah Tenang, Tiba-tiba Mengamuk Lagi

Kompas.com - 25/05/2019, 20:47 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sampai menjelang berbuka puasa, ratusan massa dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) belum juga beranjak dari gedung DPRD Sumut di Jalan Imam Bonjol, Medan, Sumatera Utara, Jumat (24/5/2019).

Suasana tenang begitu lafaz azan terdengar. Massa dan personel gabungan Polri dan TNI dengan tenang menikmati nasi bungkus yang ada.

Kemudian, mereka masing-masing berdiri mengambil wudhu untuk menunaikan shalat maghrib. Mereka berwudhu dari mobil tangki air berkapasitas 5.000 liter yang disiapkan Polrestabes Medan.

"Pak polisi, ayo kita shalat berjamaah..." teriak orator kemudian.

Kesejukan terlihat ketika shaf-shaf diisi para personel dan massa. Dengan khusyuk, mereka melafalkan ayat demi ayat-ayat. Setelahnya, takbir dan ayat Al Qur'an mengalun dari pengeras suara, menunggu masuknya waktu shalat Isya dan Tarawih.

Usai shalat, sejumlah petugas masih berjaga. Namun, sebagian lagi memilih pulang karena mengira suasana sudah tenang.

Mereka yang tinggal, sebagian aparat kepolisian yang kelelahan memilih meluruskan badan di aspal halaman gedung DPRD Sumut dengan berbantal tameng. Tampak sejumlah polisi yang langsung tertidur lelap.

Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto yang melihat tingkah polah anggotanya ini hanya tersenyum.

"Capek sekali mereka, tidak ada istirahatnya," kata Dadang.

Berubah cepat

 

Namun, tak terduga, usai shalat tarawih, sebagian massa yang masih bertahan mulai merusak kawat barir pembatas antara gedung dewan dengan jalan yang seharian diblokade.

Mereka melempari aparat TNI dan Polri dengan kayu dan kaca. 

Para petugas yang tadinya tengah beristirahat dengan cepat kembali siaga. Namun, Kasubdit Propos Polda Sumut AKBP Triadi terkena serpihan kaca dan terluka lengan kirinya.

"Saya tadi lagi mengatur massa usai shalat biar tertib, tiba-tiba dilempari, ada yang memprovokasi dari kerumunan," kata Triadi, Jumat malam.

Sebelumnya, massa sempat mengamuk selepas shalat Jumat dengan membakar ban dan memblokade jalan karena menolak hasil Pilpres 2019.

Dandim Kota Medan Kolonel Inf Yuda bersama Kapolrestabes Medan Kombes Dadang langsung mengajak massa berdialog dan mengimbau agar tetap tenang lalu membubarkan diri.

Massa mulai bimbang, namun sebelum membubarkan diri, mereka masih sempat menyampaikan tuntutannya agar KPU mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf Amin, membatalkan putusannya, dan meminta tokoh oposisi yang ditangkap segera dibebaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com