Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kasus Pembakaran Polsek, Kapolda Papua Tak Ingin Peristiwa Paniai Terulang

Kompas.com - 24/05/2019, 19:18 WIB
Dhias Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Terkait penanganan kasus pembakaran Mapolsek Tigi, Kabupaten Deiyai, Papua, yang menyebabkan satu orang tewas dan tiga orang diperkosa, Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Alberth Rodja menegaskan kepolisian akan bekerja secara transparan.

Menurut dia, kepolisian tidak menginginkan kasus di Deiyai ini mirip peristiwa di Paniai pada 8 Desember 2014 yang menewaskan lima orang warga dan hingga kini penanganannya belum tuntas.

"Propam dan Krimum semua di sana. Saya ingin semua jelas, terang benderang. Hanya karena sinyalnya jelek kita tidak bisa dapat laporan, tapi sudah ditemukan siapa yang melakukan dan lain-lain," ujarnya di Mapolda Papua, Jumat (24/05/2019).

Ia tidak menampik bahwa korban YM tewas akibat luka tembak dan kemungkinan besar berasal dari senjata milik kepolisian.

Baca juga: Terkait Pembakaran Polsek di Papua, Satu Warga Ditemukan Tewas

Namun Rodja meminta semua pihak bersabar menunggu hasil penyelidikan karena kini Polda Papua telah berkordinasi dengan Komnas HAM untuk membantu mencari fakta di lapangan.

"Kalau ada yang mati dan terluka kena tembak, ini pasti karena anggota, tapi kita harus mengecek. Tadi kita dengan Komnas HAM juga sudah kordinasi, Fritz Ramandey besok dia di sana, saya tidak mau kejadian Paniai yang dulu nanti terulang, kita sesuai prosedur," tuturnya.

Kepolisian terus mendalami siapa saja oknum yang terlibat, baik terkait kasus pembakaran Mapolsek Tigi, tewasnya YM dan juga pemerkosaan terhadap tiga orang perempuan yang tinggal di sekitar Mapolsek.

Selain itu, kepolisian juga tidak bisa bersikap gegabah karena saat ini masyarakat tengah berduka atas tewasnya YM.

"Kita masih lihat, harus dilihat juga dari psikologi, tidak bisa sekonyong-konyong. Pelaku pemerkosaan juga sedang dicari," kata Rodja.

Peristiwa pembakaran Mapolsek Tigi bermula ketika seorang pemuda yang tinggal di Waghete berinisial MD dalam keadaan mabuk merusak kendaraan dan melakukan penganiayaan di Jalan Poros Waghete 2, tepatnya di depan SMP SPPK.

Baca juga: Komnas HAM Segera Periksa Aparat yang Terlibat Penembakan 4 Warga di Paniai

Mendapat laporan dari masyarakat, anggota Polsek Tigi menuju lokasi untuk mengamankan pelaku. Namun, yang bersangkutan justru melakukan perlawanan. Kemudian, keluarga pelaku datang untuk membawa pulang yang bersangkutan.

Namun, tidak lama berselang, anggota Lantas Polres Paniai melaporkan bahwa yang bersangkutan kembali membuat ulah di tempat yang tidak jauh dari lokasi sebelumnya. Anggota Polsek Tigi kembali datang untuk mengamankan pelaku, namun ia lari ke rumahnya dan kembali dengan membawa busur panah dan menyerang aparat.

Anggota Polsek Tigi sudah mengeluarkan tembakan peringatan, namun pelaku tetap mengejar sampai ke dalam mobil patroli. Akhirnya, aparat menembak korban di bagian kaki. MD kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Tidak terima ada warga yang tertembak, sejumlah massa dari Waghete mengamuk dan membakar Mapolsek Tigi dan empat mobil yang ada di sekitar lokasi.

"Yang terbakar mapolsek, tiga unit mobil dinas dan satu unit mobil yang sedang terparkir di depan mapolsek. Kemudian, ada dua ruko dibakar dan massa juga melakukan tindak asusila kepada tiga perempuan," tutur Kabid Humas Polda Papua Komber Pol AM Kamal.

Korban YM ditemukan tewas dengan luka tembak di kepalanyua sekitar 5 kilometer dari lokasi pembakaran. Pada Kamis siang (24/05/2019), YM telah dimakamkan di pekarangan Mapolsek Tigi.

Baca juga: Kapolda Jatim: Video Hoaks Jadi Pemicu Pembakaran Polsek Tambelangan Sampang

Selain itu, terdapat juga tiga korban pemerkosaan yang diduga kuat dilakukan oleh massa yang membakar Mapolsek Tigi.

Ketiga korban kita sedang diberikan perawatan di RSUD Paniai dan Tim Trauma Healing dari Polda Papua sudah diturunkan untuk membantu pemulihan psikologi korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com