Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Disekap, Istri Ketua KPU Cianjur Diseret 2 Pria Berpenutup Wajah

Kompas.com - 24/05/2019, 15:46 WIB
Firman Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Yanti, istri Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Cianjur Hilman Wahyudi menjadi korban penyekapan, Kamis (23/5/2019) malam.

Korban disekap di rumahnya di Kampung Karangtengah, RT 002/009, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, oleh dua orang tak dikenal.

Korban yang terlihat sangat syok usai mengalami kejadian tersebut menuturkan, saat itu, selepas menunaikan shalat Isya ia kaget mendapati dua orang masuk ke dalam rumahnya.

"Mukanya ditutupi. Masuknya lewat pintu depan, karena pintu lupa belum saya kunci. Mereka langsung masuk dan mengikat saya dengan tali tambang," tutur Yanti.

Baca juga: Kesaksian Pedagang Mi Ayam Saat Tolong Istri KPU Cianjur yang Disekap

Dalam keadaan terikat, korban mengaku diseret ke bagian belakang rumah.

"Mereka meminta saya menelepon suami, karena suami saat itu memang sedang ada urusan di luar rumah," ujarnya.

Setelah diikat, kedua pelaku untungnya tak melakukan tindakan lain ke Yanti karena ketahuan warga.

Saudara korban, Bambang mengatakan, setelah mendengar kabar tersebut ia bergegas untuk menemui adiknya itu.

“Iya katanya disekap, tapi saya tidak tahu detil kejadiannya seperti apa karena adik saya belum bisa diajak ngobrol,” kata Bambang kepada wartawan di rumah korban, Jumat (24/05/2019) pagi.

Baca juga: Istri Ketua KPU Cianjur Disekap Orang Tak Dikenal

Ia menyebutkan, saat ini adiknya sedang beristirahat setelah tadi malam menjalani pemeriksaan di Polres Cianjur.

"Tadi pulang dari polres langsung tidur. Mungkin dari semalam belum tidur, jadi saya akan kembali lagi nanti," ucapnya.

Sementara pengakuan seorang warga yang turut menyelamatkan korban, Dadan Bunyamin (39), saat ditemukan korban sudah dalam keadaan terikat di besi penyangga toren atau tempat penampungan air di halaman belakang rumah.

“Saya naik ke tembok tapi belum berani turun khawatir masih ada pelaku di dalam rumah. Tapi Bu Yanti minta saya mengecek anaknya yang ada di dalam rumah,” sebutnya.

Ia pun coba memberanikan diri untuk turun kemudian melepaskan ikatan tangan korban.

“Saat itu saya tidak melihat orang lain (pelaku). Mungkin sudah kabur sebelum warga datang,” ujarnya.

Dadan menyebutkan, tahu adanya kejadian tersebut setelah didatangi suami korban yang meminta bantuan warga.

Pantauan Kompas.com di rumah korban, Jumat pagi, kondisi rumah bercat hijau itu terlihat sepi. Pintu dan jendelanya masih tertutup rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com