Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Balairung, Dosen UGM Serukan Pesan Persatuan dan Perdamaian

Kompas.com - 24/05/2019, 14:23 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi


YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Para dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) menyerukan Pesan Persatuan dan Perdamaian.

Seruan ini disampaikan menyikapi kondisi eskalasi ketegangan dan kekerasan yang terjadi beberapa hari terakhir.

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mengatakan, pemilu telah usai dan KPU telah menetapkan hasil rekapitulasi.

"Pihak yang belum dapat menerima hasil keputuasan KPU juga berencana menempuh jalur konstitusi mengajukan ke MK," ujar Rektor UGM Panut Mulyono saat membacakan Pesan Persatuan dan Perdamaian dari UGM, Jumat (24/5/2019).

Baca juga: Mahasiswa UGM Jadi Joki, Ganjar Pranowo Sebut Itu Bikin Malu

Hanya saja, para dosen UGM prihatin beberapa hari lalu eskalasi ketegangan meningkat di ibu kota.

Kondisi tersebut tidak lepas dari ketegangan antar-elemen masyarakat yang telah terbangun sejak sebelum kampanye.

Bangsa ini terlalu lama terjebak dalam ketegangan hanya karena aspirasi dan preferensi politik yang berbeda.

Perbedaan preferensi politik adalah hal yang alami dan seyogyanya tidak mengubah komitmen bersama dalam menjaga keutuhan bangsa, memperkuat kesatuan dan persatuan Indonesia.

Di tengah bangsa ini berkutat dalam ketegangan, negara-negara tetangga tetap fokus dalam membangun.

"Jika ini terus terjadi berlarut-larut, hanya ada satu kepastian, bangsa ini akan tertinggal dari negara-negara tetangga," tegasnya.

Baca juga: Mahasiswanya Diduga Jadi Joki Tes Masuk Fakultas Kedokteran, Ini Tanggapan UGM

Karenanya, para dosen UGM menyerukan semua pihak, baik para elit politik dan elemen masyarakat untuk kembali mengedepankan amanah Proklamasi 17 Agustus 1945.

Para dosen UGM mengajak semua pihak kembali ke nilai-nilai kejujuran, integritas dan tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Selain itu, mengajak bersama-sama meninggalkan sebutan kurang patut kepada yang memiliki aspirasi dan preferensi politik yang berbeda.

"Mari meninggalkan penyebaran berita bohong dan saling mendiskreditkan antar anak bangsa. Mari kembali bersatu untuk bersama-sama membangun Indonesia," tandasnya.

Panut menyampaikan, masih banyak tantangan yang ada di depan. Karenanya, para dosen menyerukan semua pihak kembali memfokuskan diri pada upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Hal itu, lanjutnya, hanya bisa diraih jika semua eleman bangsa memprioritaskan keamanan, persatuan, dan kesatuan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.

"Mari kita tingkatkan silaturahmi, membuka pintu maaf, dan kembali bersatu, bahu membahu membangun Ibu Pertiwi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com