Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Kerusuhan Pontianak, 3 Polisi Tertembak hingga Sultan Akui Bertanggung Jawab

Kompas.com - 24/05/2019, 11:22 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerusuhan massa di Pontianak, Kalimantan Barat, pada hari Kamis (23/5/2019), menelan korban luka-luka.

Dilaporkan tiga anggota polisi terkena tembakan senjata api rakitan jenis lantak. Sementara itu, Sultan Pontianak, Syarif Mahmud Melvin Alkadriem, mengaku bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Hal itu disampaikan olehnya di Mapolda Kalimantan Barat. Pihak kepolisian telah menangkap puluhan orang yang diduga menjadi pelaku kerusuhan.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Anggota polisi tertembak saat amankan kerusuhan

Seorang anggota polisi korban tembakan senjata api rakitan saat dibawa ke Rumah Sakit Antoen Soedjarwo Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/5/2019) dini hari.KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Seorang anggota polisi korban tembakan senjata api rakitan saat dibawa ke Rumah Sakit Antoen Soedjarwo Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/5/2019) dini hari.
Menurut keterangan polisi, tiga anggota tertembak di bagian betis dan paha. Saat ini, mereka sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Antoen Soedjarwo Pontianak.

"Kejadian penembakan saat anggota sedang mengurai massa," kata Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Donny Charles Go.

Selain terkena luka tembak, sejumlah anggota kepolisian juga ada yang dirawat karena lemparan batu dari peserta aksi.

Baca Juga: Kerusuhan Pecah di Pontianak, Sultan Akui Bertanggung Jawab

2. Selain bakar pos polisi, massa rusak halte bus dan blokade jalan

Pos Polisi Lalu Lintas Perempatan Jalan Tanjung Raya, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5/2019), dibakar massa tak dikenal.Istimewa Pos Polisi Lalu Lintas Perempatan Jalan Tanjung Raya, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (22/5/2019), dibakar massa tak dikenal.

Saat kericuhan terjadi, dua pos polisi dibakar, halte bus dirusak, serta Jembatan Kapuas I diblokade menggunakan pohon.

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menilai kericuhan yang terjadi di Kota Pontianak, Rabu (22/5/2019) pagi, akibat adanya provokasi dari kejadian di Jakarta.

"Orang demo menyampaikan hal itu wajar. Namun saya berharap kita harus menjaga keadaan Kota Pontianak dan Kalbar agar tetap kondusif," kata Midji, Rabu (22/5/2019) sore.

Baca Juga: 38 Terduga Pelaku Kericuhan Pontianak Ditangkap

3. Polisi tangkap 68 perusuh di Pontianak

Sejumlah terduga pelaku rusuh di Pontianak, Kalimantan Barat, ditangkap aparat gabungan TNI-Polri, Kamis (23/5/2019) dini hari.KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Sejumlah terduga pelaku rusuh di Pontianak, Kalimantan Barat, ditangkap aparat gabungan TNI-Polri, Kamis (23/5/2019) dini hari.

Kepolisian kembali menangkap sedikitnya 30 warga pelaku kericuhan di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kamis (23/5/2019) dini hari.

Polisi menangkap para pelaku yang masih berkumpul di perempatan dengan membakar ban petasan dan petasan.

Pukul 21.30 WIB, massa juga dikabarkan akan merangsek ke Jalan Tanjungpura dan Gajahmada serta Mapolsek Pontianak Timur. Namun aksi massa tersebut berhasil dihalau petugas gabungan TNI-Polri

"Dalam aksi itu, ada sedikitnya 30 orang diamankan aparat," kata AKBP Donny Charles Go, Kamis pagi.

Baca Juga: Polisi Kembali Tangkap 30 Orang Terduga Pelaku Rusuh di Pontianak

4. Pernyataan Sultan Pontianak terkait kerusuhan

Sultan Pontianak Syarif Mahmud Melvin Alkadrie menandatangani surat pernyataan di Mapolda Kalbar, Kamis (23/5/2019).DOK Polda Kalbar Sultan Pontianak Syarif Mahmud Melvin Alkadrie menandatangani surat pernyataan di Mapolda Kalbar, Kamis (23/5/2019).

Sultan Pontianak Syarif Mahmud Melvin Alkadrie mengaku bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi di Perempatan Jalan Tanjung Raya I, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu dan Kamis (22-23/5/2019).

Pernyataan tersebut dibacakan Melvin dengan didampingi Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono, Gubernur Kalbar Sutarmidji dan Pangdam XII Tanjungpura Mayjend TNI Herman Asaribab dan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, di Mapolda Kalbar, Kamis (23/5/2019) siang.

"Saya Syarif Mahmud Melvin Alkadrie, Sultan Pontianak, saya akan bertanggung jawab dan menjamin bahwa situasi Kota Pontianak pasca peristiwa yang terjadi semalam, tidak akan terulang kembali," ujarnya.

Baca Juga: Kapolda Jatim: Video Hoaks Jadi Pemicu Pembakaran Polsek Tambelangan Sampang

Sumber: KOMPAS.com (Hendra Cipta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com