Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pembuatan Tauco Legendaris Cianjur, Ada Guci Berusia Ratusan Tahun

Kompas.com - 24/05/2019, 06:21 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

CIANJUR, KOMPAS.com – Canjur sangat identik dengan tauco, bahkan kabupaten yang berada di wilayah Jawa Barat itu pun telah lama dijuluki kota tauco.

Tak berlebih mengingat eksistensi bumbu masakan atau sambal itu telah ada di Cianjur jauh sebelum republik ini ada.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com dari berbagai referensi, tauco masuk ke daerah Cianjur sejak abad 19 pada tahun 1880, yang dibawa oleh seorang pedagang asal Tiongkok bernama Tan Kei Hian.

Awal sebutan tauco sendiri adalah tao tsioe, yang mengalami perubahan pelafalan setelah masuk ke daerah Cianjur.

Baca juga: Mencicipi Gurihnya Tauco Cookies, Oleh-oleh Khas Dari Cianjur

Tauco sebagai produk olahan hasil fermentasi rebusan kacang kedelai dengan campuran bahan lainnya itu digunakan masyarakat sebagai bumbu penyedap rasa untuk merangsang selera makan.

Kegiatan pengolahan tauco Cap Meong Nyonya Tasma di Cianjur, Jawa Barat yang legendaris yang telah eksis sejak 1880KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Kegiatan pengolahan tauco Cap Meong Nyonya Tasma di Cianjur, Jawa Barat yang legendaris yang telah eksis sejak 1880

Di Cianjur, tauco yang diproduksi Nyonya Tasma paling legendaris karena mampu eksis selama ratusan tahun. Saat ini, untuk kepentingan dagang, tauco Nyonya Tasma diberi label atau cap Meong.

Nyonya Tasma atau nama lain dari Tjoa Kim Nio itu sendiri merupakan istri Tan Kei Hian, pelopor industri tauco di Cianjur.

Tan Kei Hian lebih familiar dipanggil Babah Tasma karena kebiasaannya memakai kacamata kala itu. Tasma dalam bahasa Sunda merujuk pada arti kacamata.

Di tengah tumbuh subur produk sejenis yang dinilai lebih modern dengan cita rasa variatif, tauco cap Meong produk Nyonya Tasma mampu eksis hingga saat ini.

Baca juga: Mencicipi Swike Purwodadi, Sup Kodok dengan Tauco

Salah satu faktornya ternyata ada pada cara pengolahan yang masih sangat tradisional, termasuk alat-alat atau perkakas yang dipergunakannya.

Proses permentasi kacang kedelai untuk menjadi tauco di rumah produksi tauco cap Meong Nyonya Tasma, Cianjur, Jawa BaratKOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Proses permentasi kacang kedelai untuk menjadi tauco di rumah produksi tauco cap Meong Nyonya Tasma, Cianjur, Jawa Barat

Stefany Tasma (27), salah satu generasi penerus produksi tauco Cap Meong Nyonya Tasma menuturkan, hingga saat ini, ia tetap mempertahankan cara pengolahan atau proses produksi demi menjaga orisinalitas dan cita rasa produk.

“Saya adalah generasi keempat dari bisnis usaha keluarga ini. Tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk terus bisa berinovasi,” tutur Stefany, saat ditemui Kompas.com di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (23/5/2019) petang.

Stefany yang baru mengelola penuh bisnis keluarganya itu dalam lima tahun terakhir mengaku, ia menggunakan guci-guci yang telah menjadi saksi sejarah perjalanan bisnis keluarganya untuk mempertahankan cara pengolahan tradisional yang diwariskan secara turun temurun.

Guci-guci yang berfungsi sebagai wadah fermentasi kacang kedelai yang digunakan saat ini, sebut dia, adalah guci yang sama saat Babah Tasma dan sang istri, Nyonya Tasma, memulai bisnis itu ratusan tahun silam.

Guci-guci berusia ratusan tahun yang masih digunakan industri tauco Nyonya Tasma Cianjur, Jawa BaratKOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Guci-guci berusia ratusan tahun yang masih digunakan industri tauco Nyonya Tasma Cianjur, Jawa Barat

“Informasi dari ayah saya dan keluarga, guci ini dulu dibawa langsung dari Tiongkok. Dulu jumlahnya banyak, ratusan, sekarang berkurang karena beberapa ada yang hilang. Umurnya yah seusia usaha ini, sekitar seratus tahunan,” terang dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com