Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

37 Desa di Wonogiri Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Jual Ternak untuk Beli Air

Kompas.com - 23/05/2019, 20:36 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Memasuki musim kemarau tahun ini, sebanyak 37 desa di delapan kecamatan di Kabupaten Wonogiri dilaporkan mengalami krisis air bersih.

Untuk mendapatkan air bersih, warga setempat terpaksa menjual ternak untuk membeli air di mobil tangki keliling.

Namun, jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih jauh berkurang dibanding tahun sebelumnya. 

Hal ini disampaikan Bupati Wonogiri Joko Sutopo saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (23/5/2019) sore.

Baca juga: Menteri PPN Sebut Jawa dan Nusa Tenggara Terancam Krisis Air Bersih 2045 Jika...

“Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga membeli air dari mobil tangki keliling. Namun saat ini kondisinya sudah berkurang. Sekitar 60 persen warga yang mengalami krisis air bersih tahunan sudah bisa mendapatkan pelayanan air bersih dari pemerintah,” kata Joko Sutopo. 

Joko Sutopo yang biasa disapa Jekek ini mengatakan saat baru menjabat sebagai Bupati Wonogiri empat tahun silam, persoalan krisis air bersih menjadi langganan tahunan masyarakat di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga terpaksa membeli air dari mobil tangki keliling.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Ponorogo Akibat Kekeringan Meluas hingga 10 Kecamatan

Berdampak pada angka kemiskinan dan kesehatan

Kondisi itu, kata Jekek, berdampak naiknya angka kemiskinan di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

Pasalnya, siklus ekonominya saat musim penghujan mereka mengandalkan dari bertani. Hasil panen itu ditabung dalam bentuk membeli hewan seperti kambing.

“Begitu musim kemarau tabungan dalam bentuk hewan seperti kambing dan sapi dijual untuk beli air. Siklus tahunan itu terus terjadi maka angka kemiskinannya relative naik di wilayah selatan,” ungkap Jekek.

Tak hanya itu, sulitnya warga mengakses air bersih berdampak pada kesehatan anak-anak balita. Hal itu terlihat banyak ditemukan balita gizi kurang di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

“Untuk itu pemerintah melakukan intervensi dengan memberikan pemberian makanan tambahan,” jelas Jekek.

Baca juga: Kirim Meme di Grup WhatsApp, Ketua IDI Wonogiri Diadili

Krisis air bersih selesai pada 2020

Terhadap persoalan itu, kata Jekek, ia mengambil kebijakan untuk mengangkat potensi-potensi air di 37 desa yang berada di delapan kecamatan.

Delapan kecamatan itu yakni, Manyaran, Eromoko, Pracimantoro, Baturetno, Giriwoyo, Girimarto, Giritontro dan Paranggupito.

Setelah diteliti, daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih memiliki potensi air bersih yang bisa menyuplai kebutuhan warga.

Untuk itu Pemkab Wonogiri membuat instalasi atau sarana bersih yang dapat menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga. 

Baca juga: 5 Fakta Pengeroyokan Mantan Kasat Reskrim Wonogiri, 5 Pelaku Ditangkap hingga Korban Masih Koma

 

“Tahun ini Pemkab Wonogiri mengalokasikan anggaran Rp 27 miliar untuk pembangunan sarana air bersih di wilayah yang mengalami krisis air bersih,” jelas Jekek.

Jekek menargetkan masalah krisis air bersih di 37 desa di Kabupaten Wonogiri akan selesai tahun 2020

Pasalnya, penanganan krisis air bersih sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2017. Hasilnya, angka kemiskinan Kabupaten Wonogiri turun dari 12,98 persen tinggal 10,7 persen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com